Neraca Dagang Surplus, IHSG Sesi I Melaju 0,52%

ANTARA FOTO/Nova Wahyudi
Ilustrasi. Kenaikan IHSG pada perdagangan sesi I hari ini didorong oleh indeks sektor industri dasar yang menguat 1,64%.
Penulis: Ihya Ulum Aldin
Editor: Agustiyanti
15/11/2019, 13.06 WIB

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada sesi pertama perdagangan hari ini, Jumat (15/11), ditutup menguat 0,52% ke level 6130,46. Kenaikan IHSG seiring rilis data neraca perdagangan Oktober yang surplus US$ 161,3 juta.

Data tersebut membaik dibandingkan bulan sebelumnya yang mengalami defisit US$ 163,9 juta dan jauh di atas konsensus sejumlah analis yang memperkirakan neraca perdagangan defisit pada bulan lalu.

Pada perdagangan sesi pertama hari ini, total volume saham yang diperdagangkan sebanyak 3,23 miliar saham dengan nilai transaksi Rp 2,5 triliun, dan frekuensi 243 ribu kali. Terdapat 192 saham menguat, 176 saham turun, dan 123 saham stagnan.

Kenaikan IHSG didorong oleh indeks sektor industri dasar yang menguat 1,64%. Tiga besar saham dengan kapitalisasi pasar terbesar di sektor ini, tercatat ditutup menguat.

(Baca: Ekspor Membaik, Neraca Perdagangan Oktober Surplus US$ 161 Juta)

TPIA tercatat menguat 0,78% menjadi Rp 9.725 per saham. Lalu, CPIN melaju 4,35% menjadi Rp 7.200 per saham dan BRPT melesat 4,88% menjadi Rp 1.075 per saham.

Investor asing  mencatatkan beli bersih senilai Rp 3,18 miliar di seluruh pasar. Asing tercatat beli bersih  Rp 36,75 miliar di pasar tunai dan negosiasi, tetapi tercatat jual bersih Rp 33,57 miliar di pasar reguler.

Sementara itu, mayoritas pasar saham Asia bergerak bervariasi siang ini. Hingga pukul 12.23 WIB, Nikkei 225 Index melaju 0,77%, Hang Seng Index menguat 0,27%, dan Strait Times Index naik 0,16%. Sementara, Shanghai Composite Index tercatat terkoreksi 0,07%.

(Baca: Impor Barang dari Hong Kong Anjlok Imbas Demo Berkepanjangan)

Sebelumnya, Kepala BPS Suhariyanto menjelaskan ekspor pada Oktober tercatat sebesar US$ 14,92 miliar, naik 5,92% dibandingkan bulan lalu US$ 14,1 miliar.  Sementara itu, impor naik 3,57% dari US$ 14,26 miliar pada September menjadi US$ 14,77 miliar.

"Total impor setelah dikurangi ekspor masih surplus US$ 161,3 juta," ujar Suhariyanto dalam konferensi pers pengumuman ekspor-impor Oktober 2019 di Jakarta, Jumat (15/11).

Meski ekspor pada Oktober suprlus, neraca perdagangan kumulatif sepanjang tahun ini masih tercatat defisit US$ 1,79 miliar.

Reporter: Ihya Ulum Aldin