Raih Dana Rp 337 Miliar dari IPO, Ginting Energi Tambah Aset

Katadata
Ilustrasi kegiatan eksplorasi migas. PT Ginting Jaya Energi (WOWS), perusahaan yang bergerak di bisnis jasa penyewaan rig, menargetkan menambah tujuh unit rig dari hasil dana IPO.
Editor: Ekarina
8/11/2019, 13.15 WIB

PT Ginting Jaya Energi Tbk (WOWS) resmi melantai di bursa melalui skema initial public offering (IPO) dengan melepas 750 juta saham serta harga penawaran Rp450 per saham. Dari aksi korporasi tersebut, perusahaan menghimpun dana sebesar Rp 337,5 miliar, yang mana sebagian akan digunakan untuk pembelian aset

"Dana hasil IPO, 65% digunakan untuk penambahan rig, 16,74% untuk pendukung operasional, dan 13,06% untuk pelunasan pinjaman," ujar CEO Ginting Jaya Energi Jimmy Hidayat di Gedung BEI, Jakarta, Jumat (8/11).

Ginting Jaya Energi merupakan perusahaan yang bergerak di bidang utilitas dan penyewaan jasa rig workover dan well services (wows) dan enhanced oil recovery (EOR).

Perusahaan berencana menambah tujuh unit rig yang akan disewakan kepada perusahaan minyak dan gas (migas). Adapun, untuk pengadaan satu unit rig  beserta perangkatnya diperlukan investasi sekitar US$ 3-5 juta.

(Baca: BEI Targetkan Lima BUMN Besar IPO pada 2020)

Lebih lanjut, dia menjelaskan, pengadaan empat unit rig bakal dilakukan pada awal tahun depan. Sedangkan tiga sisanya dilakukan pada akhir 2020.

Ginting Energi juga diketahui berencana mengikuti lelang rig yang digelar oleh PT Pertamina (Persero) dalam rangka pengambialihan pengelolaan Blok Rokan dari Chevron pada pertengahan 2020.

Perusahaan telah memiliki 40 unit rig di Blok Rokan. Namun pihaknya akan mengantisipasi masuknya 10 unit rig baru di blok tersebut. "Karena di Chevron ada 40 unit rig, begitu beralih ke Pertamina ada pembukaan lelang baru," ujar Jimmy.

Namun demikian, untuk penambahan 10 unit rig baru untuk Pertamina kemungkinan tidak menggunakan dana IPO. Karena itu, perusahaan juga tengah mengkaji kemungkinan  fundraising dari sumber pendanaan lain.

Adapun sepanjang 2019, perusahaan yang berbasis di Sumatera Selatan ini menargetkan meraih laba bersih sebesar Rp 31 miliar, yang sebagian berasal dari dana kontrak sewa rig. Perusahaan diketahui telah mengantongi kontrak sewa rig sebesar Rp 390 miliar untuk jangka waktu dua tahun, terhitung sejak April tahun ini.

(Baca: Indonesia Kendaraan Terminal Serap 80% dari Dana IPO untuk Beli Aset)

Sedangkan pada 2020, perusaahaan memproyeksikan pendapatan meningkat 1,5 kali lipat dengan potensi pertumbuhan laba bersih 250% dibandingkan tahun ini. Hal itu sejalan dengan potensi bisnis penyewaan rig yang ditaksir bisa mencapai Rp 23 triliun. 

Adapun, pada pencatatan saham perdana, WOWS mengalami kelebihan pesawanan (oversubscribed) 30,9 kali. 

Reporter: Fariha Sulmaihati