PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk (IPCC) membukukan laba bersih pada Januari-September 2019 sebesar Rp 111,3 miliar atau turun 24% dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya Rp 146,6 miliar. Penurunan laba bersih perseroan, sebagian dipicu oleh menyusutnya laba operasional disertai dengan meningkatnya beban.
Anak usaha PT Pelabuhan Indonesia II (Pelindo II) pada sembilan bulan pertama lalu membukukan pendapatan operasi Rp 359 miliar, turun 6,2% dibanding periode yang sama pada tahun lalu mencapai Rp 383 miliar. Penurunan pendapatan operasional perusahaan antara lain berasal dari turunnya pendapatan layanan jasa terminal dan pelayanan jasa barang.
Namun demikian, volume bongkar muat kendaraan Completely Built Unit (CBU) di terminal internasional sepanjang Januari-September 2019 tumbuh 16,53% atau mencapai 294.306 unit.
(Baca: IPCC Catat Kenaikan Bongkar Muat Kendaraan, Toyota Paling Tinggi)
Angka tersebut disumbang dari pertumbuhan ekspor CBU yang naik dua digit menjadi 27,9% dengan jumlah akumulasi di 2019 sebesar 235.721 unit dibandingkan September 2018 sebesar 184.223 unit.
Tiga model kendaraan yang paling banyak diekspor yakni Fortuner, Rush, dan Avanza. Untuk Porsi Fortuner sebesar 25%, Rush 24,76%, dan Avanza 15,11%.
Di sisi lain, beban pokok pendapatan perseroan juga meningkat sebesar 19% secara tahunan menjadi Rp 193,8 miliar. "Per September 2018 beban pokok pendapatan IPCC sebesar Rp 162,8 miliar," dikutip dari keterbukaan informasi, Selasa (29/10).
(Baca: Indonesia Kendaraan Terminal Serap 80% dari Dana IPO untuk Beli Aset)
Dengan demikian perseroan mencatat laba kotor Rp 165 miliar dan laba usaha Rp 109 miliar yang masing -masing turun 25% dan 36,2% dari periode yang sama tahun lalu. Kinerja laba perseroan sedikit terbantu seiring dengan meningkatnya pendapatan keuangan dan penyusutan beban pajak.
Hingga kuartal III 2019, IPCC juga mencatat total aset lancar sebesar Rp 583,3 miliar atau turun 18,5% secara tahunan.