Kartika Jadi Wamen BUMN, Dirut Mandiri Sementara Dijabat Sulaiman Arif

ARIEF KAMALUDIN | KATADATA
Kartika Wirjoatmodjo bakal mengundurkan diri dari posisi Direktur Utama Bank Mandiri pasca dilantik sebagai Wakil Menteri BUMN pada Jumat (25/10). Dirut Bank Mandiri untuk sementara dijabat oleh Sulaiman Arif Arianto.
25/10/2019, 16.21 WIB

Kartika Wirjoatmodjo resmi menjabat sebagai Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pada hari ini, Jumat (25/10). Dengan begitu, posisi kosong Direktur Utama Bank Mandiri sementara diisi oleh wakilnya, Sulaiman Arif Arianto.

"Berdasar anggaran dasar Bank Mandiri, Wakil Direktur Utama Bank Mandiri akan bertindak menjalankan kewenangan Direktur Utama," kata Sekretaris Perusahaan Bank Mandiri, Rohan Hafas kepada Katadata.co.id, hari ini.

Sedangkan Tiko, sapaan akrab Kartika, bakal segera mengundurkan diri dari jabatannya tersebut. "Hari ini saya pasti mengundurkan diri," kata Tiko seusai bertemu Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta, hari ini.

Merujuk pada Pasal 9 Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) No 33 Tahun 2014, dibahas tentang Direksi dan Dewan Komisaris emiten atau perusahaan publik. Bank Mandiri wajib menggelar Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) untuk memutuskan pengunduran diri paling lama 90 hari setelah surat dari Tiko diterima.

(Baca: Dirutnya Jadi Wakil Menteri BUMN, Saham Bank Mandiri Anjlok 2,42%)

Adapun, Tiko langsung mengunggah foto lawasnya di Instagram usai diangkat sebagai Wamen BUMN. Dalam unggahannya tersebut, Tiko muda tengah berfoto dengan kedua orang tuanya dan Menteri Keuangan era 1988-1993, J.B. Sumarlin.

Tiko mengisahkan, kala itu Sang Ayah mengajak Tiko bertemu Sumarlin karena ingin memotivasi dirinya untuk belajar dan bekerja keras, supaya menjadi orang pandai dan berguna buat bangsa seperti Sumarlin.

"Doa dan harapan orang tua, menjadi awal mimpi, dan menjadi motivasi saya di hari-hari yang tersulit. This one is for you Dad," kata Tiko dalam unggahannya tersebut.

(Baca: Kartika Wirjoatmodjo, Bankir yang Ditunjuk Jadi Wakil Menteri BUMN)

Tiko lahir di Surabaya, 18 Juli 1973. Sarjana akuntansi dan keuangan dari Universitas Indonesia (UI) ini memiliki karier yang cemerlang di sektor keuangan. Ia menapaki kariernya sebagai konsultan pajak dan akuntan di RSM AAJ pada 1995-1996. Ia juga pernah menjadi konsultan senior di Price Waterhouse Coopers (PwC) Financial Services lalu menjadi konsultan di Boston Consulting Group (BCG), perusahaan global yang berkantor pusat di Amerika Serikat (AS).

Pria yang menuntaskan pendidikan pascasarjananya di Rotterdam School of Management, Erasmus University, Belanda ini dipercaya menjadi Grup Head Strategy di Bank Mandiri pada 2003-2008. Kemudian, ia dipromosikan menjadi Managing Director PT Mandiri Sekuritas pada 2008-2011. Selepas dari Mandiri Sekuritas, Tiko ditugaskan menjadi direktur utama Indonesia Infrastructure Finance (IIF) hingga 2014.

Sebelum diangkat menjadi direktur utama Bank Mandiri, Tiko memegang jabatan sebagai Kepala Eksekutif Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) periode 2014-2015. Di bawah kepemimpinannya, LPS berhasil menjual 99% saham PT Bank Mutiara kepada investor asal Jepang, J Trust Co. Ltd pada November 2014. Nilai penjualan Bank Mutiara sebesar Rp 4,41 triliun atau setara 3,5 kali price to book value (PBV) bank tersebut.

(Baca: Erick Thohir Ingin Dirut Bank Mandiri Jadi Wakil Menteri BUMN)

Reporter: Ihya Ulum Aldin