PT Vale Indonesia Tbk (INCO) mencatatkan penurunan signifikan laba. Sepanjang sembilan bulan pertama 2019, laba bersih Vale tercatat US$ 160 ribu atau Rp 2,24 miliar, anjlok 99,71% dibandingkan periode sama tahun lalu (year on year/ yoy) yang sebesar US$ 55,2 juta.
Anjloknya laba Vale disebabkan menurunnya pendapatan sebesar 12,6% secara yoy menjadi US$ 506 juta. Di sisi lain, beban pokok pendapatan tercatat US$ 485,4 juta atau meningkat 0,47%. Sedangkan beban usaha sebesar US$ 9,7 juta atau naik 11,4%.
Penurunan pendapatan seiring penurunan volume penjualan. Sepanjang sembilan bulan pertama tahun ini, Vale mencatatkan penjualan nikel dalam matte sebesar 50.831 metrik ton (MT), turun 7,35% dari periode sama tahun lalu.
(Baca: Sepakat Divestasi Saham ke Inalum, Saham Vale Indonesia Melesat 3%)
Meskipun laba bersih sembilan bulan pertama tercatat anjlok, namun secara kuartalan, kinerja Vale pada kuartal III membaik. Pada kuartal III Vale berhasil mencetak laba US$ 26,33 juta, berbalik dari rugi Rp 6,02 juta pada kuartal sebelumnya.
Presiden Direktur Vale Nico Kanter mengatakan Vale berhasil mencetak laba di antaranya karena harga nikel yang meningkat. Harga realisasi rata-rata naik 10% dibandingkan kuartal sebelumnya.
"Volume penjualan kami terus meningkat di kuartal III. Di saat bersamaan kami juga diuntungkan dari kenaikan harga nikel selama periode tersebut," kata dia dalam keterangan pers, Kamis (24/10).
Pada kuartal III, Vale memang mencatatkan perbakan kinerja penjualan dibandingkan kuartal sebelumnya. Penjualan nikel dalam matte sebesar 19.998 MT, meningkat 12% dibandingkan kuartal sebelumnya.