Partai Gerindra hampir pasti masuk koalisi pemerintah. Perkembangan ini membawa sentimen positif ke pasar modal karena stabilitas politik ke depan kemungkinan lebih baik. Meskipun, minimnya oposisi juga dikhawatirkan melemahkan fungsi check and balances terhadap kebijakan pemerintah.

Kepala Riset Koneksi Kapital Alfred Nainggolan menjelaskan masuknya Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto dalam kabinet Jokowi-Maruf akan menciptakan stabilitas politik. Harapannya, tidak terjadi lagi perseteruan panjang seperti saat Pilpres 2019 yang juga mengakibatkan gejolak tajam di pasar modal.

"Sisi positifnya sebagaimana terlihat, stabilitas politik akan lebih baik sehingga gejolak market tidak begitu besar," kata dia kepada Katadata.co.id, Selasa (22/10). Meskipun, sentimen positif di pasar baru akan berlanjut bila implementasi kebijakan ekonomi sudah terlihat.

(Baca: IHSG Menguat 3,35% dalam Delapan Hari Perdagangan Terakhir)

Menurut dia, gejolak market yang tidak terlalu besar mulai terlihat pada perdagangan Selasa ini, sehari setelah Prabowo menyatakan Gerindra mendapatkan dua kursi menteri. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 0,43% ke level 6.225, setelah sempat ditutup melemah pada perdagangan sesi I. IHSG telah ditutup naik dalam delapan hari perdagangan. 

Namun, Alfred juga menyatakan, besarnya koalisi sebetulnya tidak baik bagi jalannya pemerintahan. Sebab, ini artinya, pemerintah tidak memiliki lawan politik yang berfungsi sebagai pemberi kritik. "Padahal kita tahu bahwa pemerintah biasanya akan menghasilkan kebijakan yang lebih baik karena ada kritik," ujarnya.

(Baca: Pemerintahan Minim Oposisi, Faisal Basri Singgung Soal Monster Jahat)

Direktur Riset dan Investasi Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus juga menyoroti fungsi check and balances ini. Masuknya Gerindra dalam koalisi pemerintah bakal membuat fungsi ini melemah, meskipun Partai Nasdem menyatakan akan mengambil posisi oposisi. Di sisi lain, Prabowo menempati posisi yang sesuai kompetensinya yaitu Menteri Pertahanan.

Meski begitu, ia menilai yang lebih menjadi sorotan pasar adalah kesesuaian kompetensi para menteri dengan jabatannya. "Untuk Menteri BUMN, Menteri Koordinator, dan Menteri Perindustrian kita masih berandai-andai, kalau sesuai maka market akan positif," kata dia.

(Baca: Investor Pasar Modal Respons Positif Sri Mulyani Jadi Menkeu)