Saham Krakatau Steel Naik 4,9% Sepekan Usai Silmy Tambah Porsi Saham

Arief Kamaludin | Katadata
Saham Krakatau Steel sepekan terakhir naik hingga 4,91% menjadi ke level Rp 342 per saham, tepat setelah Direktur Utama Silmy Karim menambah porsi kepemilikan sahamnya.
Penulis: Ihya Ulum Aldin
15/10/2019, 19.24 WIB

Direktur Utama PT Krakatau Steel (Persero) Tbk, Silmy Karim, baru saja mengumumkan pembelian saham atas nama dirinya di perusahaan baja milik pemerintah tersebut. Silmy menggelontorkan dana senilai Rp 99,9 juta untuk memborong saham Krakatau Steel.

Dalam keterbukaan informasi yang diunggah pada hari ini, Selasa (15/10), dijelaskan, sebelum tanggal transaksi saham Krakatau Steel pada 9 Oktober 2019, Silmy memiliki 3,08 juta saham dengan persentase kepemilikan 0,016%. Saat ini, kepemilikan Silmy bertambah menjadi 3,38 juta saham atau setara 0,018%.

Jumlah saham yang dibeli oleh Silmy dalam transaksi kali ini sebanyak 303.000 saham dengan nilai transaksi per sahamanya Rp 330. Dijelaskan, tujuan dari pembelian saham perusahaan Badan Usaha Pelat Merah (BUMN) yang bermarkas di Cilegon, Banten ini untuk investasi.

Sejak sahamnya dibeli oleh Silmy sepekan yang lalu harga saham Krakatau Steel di Bursa Efek Indonesia tercatat terus naik. Dalam sepekan terakhir hingga penutupan perdagangan hari ini, harga saham Krakatau Steel naik 4,91% menjadi ditutup di harga Rp 342 per saham. Meski begitu, secara year to date (ytd) saham Krakatau Steel masih terkoreksi 14,93%.

(Baca: Rencana PTPP Akuisisi Anak Krakatau Steel Temui Jalan Buntu)

Koreksi saham perusahaan berkode emiten KRAS ini lantaran secara fundamental kinerja keuangan perusahaan yang makin tertekan pada semester I-2019 dengan membukukan rugi periode berjalan senilai US$ 137,9 juta atau sekitar Rp 1,9 triliun (kurs Rp 14.117/dolar AS).

Capaian tersebut lebih buruk dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu (year on year/yoy), dimana perusahaan baja milik pemerintah ini membukukan kerugian sebesar US$ 16 juta.

Dalam laporan keuangan tidak diaudit yang dirilis pada Kamis (31/7), rugi Karakatau Steel makin membengkak karena pendapatan neto perusahaan turun hingga 17,8% menjadi US$ 702,0 juta dari US$ 854,2 juta yoy. Meski beban pokok pendapatan ikut turun, namun laba bruto Krakatau Steel tetap turun hingga 76,1% menjadi US$ 23,9 juta dari US$ 100,9 juta.

Turunnya pendapatan neto Krakatau Steel pada enam bulan pertama tahun ini karena penjualan produk baja untuk keperluan lokal turun 28,3% menjadi hanya US$ 523,7 juta. Namun, penjualan produk baja ekspor Krakatau Steel meningkat hingga 296% menjadi US$ 66,1 juta dari US$ 16,7 juta secara yoy.

(Baca: Meski Ekspor Baja Naik Hampir 300%, Krakatau Steel Terus Merugi)

Reporter: Ihya Ulum Aldin