Laba Anjlok 94,4%, Harga Saham Astra Agro Merosot 29% dalam Enam Bulan

Arief Kamaludin | Katadata
Kelapa Sawit
30/7/2019, 18.56 WIB

Keuntungan Astra Agro Lestari, anak usaha Astra International, turun drastis. Perusahaan perkebunan kelapa sawit tersebut membukukan laba Rp 44 miliar pada semester I 2019, turun 94,4% dibandingkan periode sama tahun lalu. Harga saham perusahaan berkode bursa AALI tersebut pun terus merosot.

Berdasarkan analisis tim riset Mirae Sekuritas Indonesia, penurunan laba terjadi imbas pendapatan yang lebih rendah, dan kenaikan biaya produksi. Perusahaan membukukan pendapatan Rp 8,5 triliun, turun 5,5% dibandingkan periode sama tahun lalu.

Secara khusus untuk kuartal II, perusahaan membukukan laba bersih Rp 6 miliar, turun 83.2% dibandingkan kuartal sebelumnya. Padahal, pendapatan tercatat masih tumbuh positif. Perusahaan membukukan pendapatan Rp 4,3 triliun, lebih tinggi 1,4% dibandingkan kuartal sebelumnya.

(Baca: Kena Pukulan Ganda Uni Eropa, RI Disarankan Cari Pasar Baru Biodiesel)

“Kami menduga volume penjualan yang lebih tinggi menjadi pendorong pendapatan AALI pada kuartal II,” kata tim riset Mirae. Meskipun, tim memperkirakan rata-rata harga penjualan minyak kelapa sawit mentah-nya (CPO) turun seiring harga di global yang lebih rendah.

Dalam catatan tim riset Mirae, harga CPO berada di posisi 1.978 ringgit Malaysia per metrik ton pada kuartal II. Harga tersebut turun 1,2% dibandingkan kuartal sebelumnya dan anjlok 16,7% bila dibandingkan periode sama tahun lalu.

Setelah data keuangan tersebut dirilis, harga saham AALI semakin merosot. Harga saham ditutup pada level Rp 10.025 pada perdagangan Selasa (30/7) ini, turun 0,74% dibandingkan posisi penutupan sehari sebelumnya.

(Baca: Ekspor Minyak Sawit RI Merosot 18% Akibat Hambatan Dagang)

Harga saham AALI sempat berada dalam tren naik mulai Desember 2018 hingga Februari 2019. Bahkan, harga saham sempat menembus Rp 14.200 pada akhir Januari. Setelah itu, harga saham berangsur turun hingga bertengger di kisaran Rp 10.000.

Bila dibandingkan dengan posisi akhir tahun lalu yaitu Rp 11.825, maka harga saham saat ini telah turun 15,2%. Sedangkan bila dibandingkan dengan harga tertingginya tahun ini yaitu Rp 14.200, maka harga saham saat ini telah turun 29,4%.