Rekonsiliasi Politik Hingga Bunga Acuan Topang IHSG Sepekan Naik 1,31%

ANTARA FOTO/SIGID KURNIAWAN
Jurnalis melakukan sesi wawancara di dekat refleksi layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), Bursa Efek Indonesia, Jakarta. IHSG naik sebesar 1,31% sepanjang pekan ketiga Juli 2019. IHSG naik dari 6.373,34 pada penutupan Jumat (12/7) menjadi 6.456,54 pada Jumat (19/7).
Penulis: Happy Fajrian
21/7/2019, 12.12 WIB

Indeks harga saham gabungan (IHSG) mengakhiri pekan ketiga perdagangan di bulan Juli 2019 dengan catatan yang positif. Selama sepekan perdagangan, IHSG naik 83,2 poin atau 1,31% dari posisi 6.373,34 pada penutupan Jumat pekan sebelumnya menjadi 6.456,54.

Disamping itu, terjadi peningkatan sebesar 15,3% pada rata-rata nilai transaksi harian bursa dari Rp 7,93 triliun pada pekan lalu menjadi Rp 9,14 triliun. Kenaikan tersebut juga diikuti oleh naiknya rata-rata frekuensi transaksi harian sebesar 7,67% dari pekan lalu 475.950 transaksi menjadi 512.438 transaksi.

Untuk data rata-rata volume transaksi harian BEI juga meningkat yakni sebesar 3,22% dari 16,848 miliar saham menjadi 17,390 miliar saham. Senada dengan volume transaksi harian, nilai kapitalisasi pasar juga meningkat 1,38% dari Rp 7.301,89 triliun menjadi Rp 7.402,43 triliun.

Namun catatan positif tersebut dibarengi dengan dana asing yang mengalir cukup deras keluar dari pasar saham domestik sebesar Rp 651,87 miliar. Namun, sepanjang 2019, investor asing mencatatkan beli bersih sebesar Rp 71,34 triliun.

(Baca: IHSG Ditutup Naik, Saham BCA dan Gudang Garam Dikoleksi Asing)

Efek Pidato Jokowi, Suku Bunga Turun, dan Surplus Neraca Dagang

Kinerja positif IHSG pekan ini dimulai ketika Presiden Joko Widodo (Jokowi) melakukan rekonsiliasi politik dengan Capres nomor urut 02 Prabowo Subianto. Pasar pun menyambut positif pertemuan dua anak bangsa tersebut yang sebelumnya berseteru cukup sengit dalam ajang Pilpres 2019.

Sehari kemudian, Jokowi pun menyampaikan pidato Visi Indonesia yaitu melanjutkan pembangunan infrastruktur, pengembangan sumber daya manusia (SDM), serta membuka pintu investasi seluas-luasnya demi menciptakan sebanyak-banyaknya lapangan pekerjaan pada periode kedua dia akan memimpin Indonesia.

Selain itu, Jokowi mengatakan akan melanjutkan reformasi birokrasi dan struktural agar lembaga-lembaga negara makin sederhana dan lincah, serta menjamin penggunaan APBN yang fokus dan tepat sasaran.

(Baca: Seluruh Saham BUMN Karya Naik Usai Jokowi Ungkap Fokus Infrastruktur)

Setelah rekonsiliasi politik dan pidato Jokowi tersebut, pasar pun menjadi bergairah. IHSG pada Senin (15/7) langsung naik 0,7% ke level 6.418,23. Saham-saham yang bergerak di sektor konstruksi dan infrastruktur melesat tinggi, dipimpin oleh emiten BUMN PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) yang naik hingga 6,06%.

Tidak hanya itu, saham-saham yang berhubungan dengan tokoh-tokoh politik dari kedua kubu pun melesat tinggi. Seperti saham PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) yang dimiliki Cawapres 02 Sandiaga Uno sempat melesat hingga 1,69% walau berakhir dengan kenaikan hanya 0,28%.

Sama halnya dengan saham PT Mahaka Media Tbk (ABBA) yang sahamnya dimiliki Erick Thohir yang melesat naik hingga 8,75% pada penutupan perdagangan Senin (15/7) dan saham PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN) milik Hary Tanoesoedibjo yang naik 3,2%.

(Baca: Harga Saham Perusahaan Erick Thohir, Hary Tanoe, Sandiaga Kompak Naik)

Setelah dampak pidato Jokowi memudar, pasar pun fokus pada Bank Indonesia yang akan menentukan suku bunga acuannya, BI 7 Days Reverse Repo Rate. Pelaku pasar pun meyakini BI akan memangkas bunga acuannya sebesar 25 basis poin menjadi 5,75%.

Namun, antisipasi pasar serta bursa yang naik cukup kuat sehari sebelumnya memicu investor melakukan profit taking sehingga IHSG selama dua hari berturut-turut turun kembali ke level 6.300 tepatnya 6.394,61 pada Rabu (17/7).

Pada dua hari terakhir perdagangan, IHSG kembali mencatatkan kenaikan setelah BI memenuhi ekspektasi pasar dan memangkas suku bunga acuannya menjadi 5,75%. Sebelumnya bunga acuan BI telah bertahan di level 6,00% sejak November 2018.

Selain itu neraca perdagangan Indonesia juga mencatatkan surplus US$ 196 juta. "Kenaikan IHSG karena sentimen penurunan suku bunga acuan BI dan adanya prospek The Fed akan lebih agresif melonggarkan kebijakan moneternya," kata analis Indopremier Sekuritas, Mino, dilansir dari Antara, Jumat (19/7).

(Baca: Harga Saham Perusahaan Erick Thohir, Hary Tanoe, Sandiaga Kompak Naik)