PT Trikomsel Oke Tbk (TRIO) tengah mengkaji rencana penambahan modal perusahaan melalui skema penambahan modal tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (non-HMETD) atau private placement. Perolehan dana dari skema tersebut akan digunakan untuk mengembangkan bisnis perusahaan.
Direktur Trikomsel Jason Aleksander Kardachi mengatakan, perusahan tengah melakukan penjajakan dengan beberapa calon investor strategis. Dengan masuknya investor dan dana segar, perseroan berharap bisa memperkuat bisnis dengan beberapa pengembangan.
Meski demikian, dia enggan membocorkan investor yang tengah dijajaki maupun jumlah saham yang diterbitkan. Namun, rencana tersebut diharapkan dapat terealisasi akhir tahun.
"Kami sedang mengidentifikasi masuknya investor strategis, tapi masih tahap pembicaraan. Belum pasti akan masuk menggunakan skema apa, tapi mungkin private placement,” kata Jason di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Kamis (18/7).
(Baca: Trikomsel Siasati PPnBM dengan Jual Ponsel Murah)
Masuknya investor baru, juga akan berdampak pada pengembangan bisnis baru perseroan. "Namun mengenai detailnya apa saja yang kami tawarkan itu mungkin masih terlalu dini. Nanti kami sampaikan ke publik," kata dia.
Untuk mendorong bisnis saat ini, emiten perdagangan ponsel tersebut menyatakan bakal tetap berfokus pada bisnis penjualan ponsel serta aksesoris yang mampu memberi margin.
Sementara terkait strategi peningkatan kinerja keuangan perusahaan ke depan, Trikomsel juga sedang berupaya melakukan restrukturisasi utang senilai Rp 3 triliun yang dibagi menjadi dua tranche (seri) dengan tenor yang berbeda. Untuk tranche A bertenor 7 tahun dan tranche B memiliki tenor 9 tahun.
Jason mengatakan, pihaknya saat ini tengah bernegosiasi dengan para kreditur guna menjadwalkan ulang waktu pembayaran sehingga tidak memberatkan Perseroan. "Masih diskusi dengan lender untuk restrukturisasi. Kepastian pembayaran masih menunggu keputusan lender," kata Jason.
(Baca: Ada Tunggakan Kredit Trikomsel, NPL BNI Naik Jadi 3 Persen)
Saham Trikomsel naik hingga 752% dalam sebulan terakhir. Sebelumnya, saham perusahaan diperdagangkan berada di hargaRp 50 per saham. Namun dalam delapan hari perdagangan, saham Trikomsel melonjak menjadi Rp 426 per saham.
Melihat lonjakan saham yang terlampau besar, Bursa Efek Indonesia (BEI) langsung mengambil langkah dengan menghentikan sementara (suspensi) perdagangan saham Trikomsel hingga dua kali.
Hingga Kamis (18/7), saham Trikomsel masih disuspen oleh Bursa. Sementara pada terakhir diperdagangkan, Selasa (16/7) saham perusahaan masih melonjak 24,56%.
Mengutip laporan keuangan perusahaan, pada kuartal I 2019, Trikomsel mencatat rugi bersih Rp 3,28 miliar. Rugi tersebut antara lain sejalan dengan anjloknya pendapatan perusahaan 35,67% menjadi 286,34 miliar dari Rp 445,15 miliar pada periode yang sama tahun lalu.