Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada Jumat pagi (24/5) pagi menguat 9,88 poin atau 0,16% ke posisi 6.042,58 pada pembukaan perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI). Sementara itu kelompok 45 saham unggulan atau LQ45 naik 1,97 poin atau 0,21% ke posisi 945,92.
Meskipun optimisme investor di dalam negeri membaik setelah kondisi keamanan di Jakarta pulih pasca kerusuhan aksi 22 Mei di depan Gedung Bawaslu, IHSG hari ini diperkirakan akan bergerak ke teritori negatif karena sejumlah sentimen negatif eksternal.
"Kami memperkirakan IHSG akan trade mixed to lower hari ini di baik sentimen negatif dari market Amerika Serikat (AS) semalam dan aliran keluar dana asing yang berkelanjutan," papar Kepala Riset Mirae Asset Sekuritas, Hariyanto Wijaya, dalam risetnya hari ini.
Indeks AS berakhir di zona merah pada penutupan perdagangan Kamis (24/5) kemarin karena aksi jual investor. Dow Jones turun 1.11%, S&P 500 melemah 1.19% dan Nasdaq Composite negatif 1.59%. Pelemahan yang terjadi seiring dengan kekhawatiran pelaku pasar terhadap perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China yang kembali memanas.
(Baca: Ditopang Tiga Sektor, IHSG Diprediksi Tembus 6.800 pada Akhir Tahun)
Sedangkan dana asing yang mengalir keluar dari pasar modal dalam negeri kemarin mencapai Rp 546,25 miliar walaupun di tengah bursa yang menghijau. Di pasar reguler, investor asing membukukan penjualan bersih saham hingga Rp 614,58 miliar, sedangkan di pasar negosiasi/tunai mereka membukukan pembelian bersih Rp 68,33 miliar.
Dilansir dari Reuters, pemerintah Tiongkok menanggapi sanksi yang dijatuhkan AS terhadap perusahaan teknologi Huawei Technologies dan Hikvision dan menyebutkan bahwa AS perlu memperbaiki kebijakannya tersebut. Namun hal ini dinilai akan berdampak negatif jika tidak ada respon positif dari AS.
Sementara itu sentimen negatif lain datang dari data IHS Markit AS bulan Mei yang tercatat turun, diantaranya Markit Manufacturing AS yang turun ke level 50.6 dari sebelumnya di level 52.6 dengan pesanan jatuh untuk pertama kalinya sejak Agustus 2009.
Berbeda dengan Hariyanto, Kepala Analis Valbury sekuritas memprediksi IHSG berpeluang untuk bergerak positif hari ini seiring dengan kondusifnya kondisi keamanan di Jakarta pasca kerusuhan aksi 21-22 Mei kemarin. "IHSG berpotensi kembali untuk melanjutkan kenaikannya pada perdagangan saham hari ini, seiring dengan kondusifnya kondisi keamanan secara nasional," kata Alfiansyah dalam risetnya hari ini.
(Baca: Tak Terpengaruh Aksi 22 Mei, Dana Asing Rp 1,7 triliun Masuk ke SBN)
Kendati demikian dia mengakui ada sejumlah sentimen negatif dari ekonomi global yakni perang dagang AS-Tiongkok serta kondisi perekonomian AS yang berpotensi menekan laju positif IHSG. Namun dia memperkirakan sentimen global tersebut dapat tereliminir oleh faktor dalam negeri.
Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) pun telah memastikan akan terus menjaga stabilitas sistem keuangan di tengah tekanan global. KSSK mengamati berbagai perkembangan global mulai dari perundingan dagang antara AS dan Tiongkok, kondisi geopolitik Timur Tengah, serta kondisi ekonomi AS termasuk arah kebijakan The Fed.