PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN) bakal menambah pabrik produksi pakan ternaknya tahun ini di Padang, Sumatera Barat. Mereka menganggarkan belanja modal alias capital expenditure (capex) untuk membangun fasilitas tersebut sekitar Rp 1,25 triliun.
Presiden Direktur CPIN Tiju Thomas Effendy menjelaskan, jumlah capex itu tidak sepenuhnya untuk membangun pabrik. Mereka juga tengah menyelesaikan pabrik serupa di Semarang, Jawa Tengah, yang pembangunannya sudah dimulai sejak tahun lalu.
"Kuartal ketiga tahun ini diperkirakan pabrik di Semarang mulai beroperasi," kata Tiju ketika ditemui di Jakarta, Kamis (23/5). Sedangkan pabrik yang di Padang akan dibangun tahun ini.
Dengan adanya penambahan pabrik pakan ternak tersebut, kapasitas produksi perusahaan diperkirakan bakal bertambah dari 5,5 juta ton menjadi 6,5 juta hingga 7 juta ton per tahunnya.
Karena ada penambahan pabrik pakan ternak tersebut, Tiju mengatakan, perusahaan juga bakal meningkatkan budidaya unggas, baik bibit ayam (Day Old Chicken/DOC) dan ayam hidup (Life Bird). Charoen Pokphand menganggarkan capex senilai Rp 625 miliar untuk meningkatkan budidaya unggas tersebut.
Selain itu, Charoen Pokphand juga menganggarkan capex senilai Rp 400 miliar untuk mebangun pengering (dryer) dan tempat penyimpanan jagung (silo). Hal itu dilakukan oleh perusahaan untuk mengantisipasi lonjakan harga jagung, mengingat sejak 2016 terdapat larangan untuk mengimpor jagung.
"Kami harus mampu menampung jagung saat panen," kata Tiju. Namun, total capex tersebut juga bakal digunakan untuk menambah pabrik pengemasan.
(Baca: Charoen Pokphand Tebar Dividen Rp 1,93 Triliun )
Pada kesempatan yang sama, Direktur CPIN Jemmy mengatakan, saat ini kapasitas tampung silo milik Charoen Pokphand sebesar 370 ribu ton. Saat ini pembangunan silo yang sedang dikerjakan bakal menambah daya tampung silo mereka sebesar 170 ribu ton.
Dengan dana capex tersebut, daya tampung silo yang bakal bertambah sebanyak 200 ribu ton. "Sehingga, total kapasitas silo kami ke depan, akan memiliki daya tampung sekitar 740 ribu ton di seluruh Indonesia," kata Jemmy menambahkan.
Mereka pun, mengalokasikan capex senilai Rp 250 miliar untuk mengembangkan pabrik di divisi makanan (food) di sejumlah daerah. Pabrik yang mereka miliki tersebar di lokasi seperti Medan, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.
Dari rencana bisnis yang dijabarkan oleh direksi, total capex yang mereka anggarkan tahun ini senilai Rp 2,5 triliun. Selain itu, tahun ini mereka menargetkan mampu meningkatkan pendapatan sebesar 10% dibandingkan pendapatan tahun lalu. "Tahun ini targetkan revenue 10% yang berasal dari quantity (volume penjualan) 6%, dan (efek) harga 4%," kata Tiju.