PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) membagikan dividen dengan total Rp 298,4 miliar untuk didistrisbusikan kepada pemegang saham. Perusahaan milik Sandiaga Uno tersebut, membagikan dividen yang setara dengan Rp 110 per saham, naik 48,6% dibandingkan jumlah dividen per saham tahun sebelumnya.
Dari hasil pembagian keuntungan tersebut, Sandiaga bakal mengantongi Rp 64,19 miliar. Jumlah itu dengan catatan, tidak ada perubahan kepemilikan saham hingga tanggal cum dividen.
Posisi kepemilikan saham Sandiaga di Saratoga berdasarkan keterbukaan informasi per 30 April 2019 sebanyak 583,56 juta saham atau 21,51%. Jumlahnya turun dibandingkan posisi terakhir ketika ia menjual sahamnya pada 12 April 2019.
Ketika itu Sandiaga melepas total 19 juta saham sehingga sahamnya di Saratoga tersisa 586,26 juta saham atau setara 21,61%. Ia melepas sahamnya tersebut secara bertahap pada 8, 9, 10, dan 12 April 2019 di harga Rp 3.775 per saham. Dengan demikian dari penjualan saham ini ia berhasil mengantongi dana Rp 71,72 miliar.
(Baca: Sandiaga Jual Lagi Saham Saratoga, Total Rp 633 Miliar Selama Pilpres)
Namun, dalam keterbukaan informasi, tidak dijelaskan perihal penurunan kepemilikan Sandiaga di Saratoga pada periode antara 12 April 2019 hingga 30 April 2019. Dengan demikian, sejak mencalonkan diri sebagai wakil presiden mendampingi Prabowo Subianto dalam pemilihan presiden (Pilpres) 2019, Sandiaga secara total telah mengantongi Rp 633,45 miliar dari penjualan sahamnya di Saratoga.
Rekor Pendapatan Dividen Saratoga di 2018
Direktur Keuangan Saratoga Lany D. Wong mengatakan, tahun lalu perusahaan investasi ini membukukan rekor pendapatan dividen sebesar Rp 900 miliar dari perusahaan yang diinvestasikan. Perusahaan yang menyumbang pendapatan dividen pada Saratoga yaitu PT Adaro Energy Tbk (ADRO), PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) dan Provident Agro Tbk (PALM), dan perusahaan investasi lainnya.
Lany mengatakan, ke depan Saratoga akan melanjutkan investasi aktifnya dengan menilai peluang potensial di tiga sektor. Mereka mencari perusahaan target yang kurva pertumbuhannya selaras dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia, seperti sektor barang dan jasa konsumen, infrastruktur sosial, teknologi, dan lain-lain.
"Sektor berkembang ini akan menjadi pendorong bagi pertumbuhan ekonomi dan adalah tugas kami untuk selalu berada selangkah di depan, mengindentifikasi sektor yang menjanjikan dan membantunya untuk bertumbuh," kata Lany usai rapat Umum Pemegang Saham Tahunan di Jakarta, Rabu (22/5).
(Baca: Perusahaan Investasi Milik Sandiaga Uno Rugi Rp 6,2 T Tahun Lalu)
Pada kesempatan yang sama, Presiden Direktur Saratoga Michael W.P. Soeryadjaya menyatakan bahwa keputusan untuk membagikan dividen adalah bagian dari komitmen Saratoga untuk memberikan pengembalian yang optimal bagi pemegang saham. Dia mengatakan, Saratoga terus memperkuat fundamental perusahaan investasinya melalui strategi bisnis yang disiplin dan terukur dalam tiga bisnis Saratoga di sektor sumber alam, konsumen, dan infrastruktur.
Tidak hanya membagikan dividen, dalam RUPST tersebut juga diputuskan Devin Wirawan sebagai Direktur Investasi Saratoga. "Penunjukan Direktur Investasi adalah untuk memperkuat jajaran direksi, terutama dalam aspek investasi, monetisasi, dan aspek deal-sourcing," kata Michael.
Dengan demikian, ajajaran Direksi Saratoga setelah RUPST menjadi:
Direktur Utama: Michael W.P. Soeryajaya
Direktur Portofolio: Andi Esfandiari
Direktur Keuangan: Lany Djuwita Wong
Direktur Investasi: Devin Wirawan
(Baca: Harga Saham Saratoga Sandi Anjlok, Ini Nasib Saham Mahaka Erick Thohir)