Pemilu Tak Mampu Angkat Pasar Saham, IHSG Mei Diprediksi Bearish

ANTARA FOTO/ADITYA PRADANA PUTRA
Sejumlah pekerja beraktivitas di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa (16/4/2019).
Penulis: Happy Fajrian
7/5/2019, 13.15 WIB

Katadata Market Sentiment Index (KMSI) memprediksi  Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih akan berada pada tren menurun atau bearish hingga akhir bulan ini. Euforia di pasar saham nasional setelah Pemilihan Presiden (Pilpres) dan Pemilihan Legislatif (Pileg) pada 17 April 2019 tidak mampu mendorong IHSG ke arah yang lebih tinggi.

Sehari setelah penyelenggaraan Pilpres dan Pileg, IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) sempat melambung  hingga ke level 6.636,36 atau naik 2,39% pada perdagangan Jumat (18 April 2019). Namun penguatan tersebut tidak bertahan karena IHSG ketika itu ditutup pada level 6.507,22 atau hanya naik 0,40%.

Pada perdagangan Senin (22 April 2o19), IHSG kembali mengalami pelemahan sebesar 1,42% ke level 6.414,74. Setelah itu IHSG terus bergerak turun dan menutup perdagangan saham April 2019 pada level 6.455,35 atau turun 0,21% dibandingkan penutupan Maret 2019 pada level 6.468,76, seperti yang telah diprediksi oleh KMSI sebelumnya.

Berdasarkan model yang dikembangkan Katadata Insight Center (KIC), probabilita pasar saham dalam kondisi naik atau bullish pada Mei sama sekali tidak ada alias nol persen. Menurut penilaian KMSI, tren bearish ini didorong oleh memburuknya ekonomi global serta perbaikan sejumlah indikator ekonomi dalam negeri yang belum mampu mendorong IHSG secara signifikan.

(Baca: IHSG Akhirnya Naik setelah Terkoreksi 3,08% Sejak Awal Mei )

KMSI Mei 2019 (Katadata Insight Center)

Kondisi bearish-nya pasar saham nasional telah berlangsung cukup lama yakni sejak Februari 2018. Ketidakpastian perekonomian global dan domestik membuat sektor riil masih kesulitan untuk tumbuh, salah satunya tercermin dari penjualan mobil dan semen yang mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya.

Penjualan mobil pada kuartal I-2019 mencapai 253.863 unit atau turun 13,07% dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang mencapai 292.045 unit. Sedangkan penjualan semen pada periode yang sama hanya mencapai 5,2 juta ton, lebih rendah 0,61% dibandingkan kuartal I 2018.

Memburuknya ekonomi global dipicu oleh perang dagang AS-Tiongkok yang mulai berdampak negatif terhadap perekonomian Negeri Tirai Bambu tersebut. Impor Tiongkok anjlok 7,6% secara tahunan pada Maret 2019. Penjualan mobil pada kuartal I 2019 pun turun 5,2%, melanjutkan tren penurunan yang telah terjadi sejak pertengahan 2018.

(Baca: Manulife: Dana Asing Bakal Makin Deras Masuk ke Pasar Keuangan)

Melemahnya perekonomian Tiongkok yang merupakan salah satu mitra dagang utama Indonesia turut berdampak terhadap perekonomian dalam negeri, disamping harga komoditas dunia seperti minyak yang terus mengalami kenaikan turut menekan perekonomian nasional.

Penurunan IHSG April didorong oleh indeks sektor konsumer yang turun 3,33%, tambang turun 3,80%, dan industri dasar yang anjlok 6,30%. Sedangkan sektor yang sedikit menahan laju koreksi IHSG yaitu indeks sektor keuangan yang naik 2,76% dan properti naik 4,68%.

KMSI akan diterbitkan sebagai panduan investasi bagi investor selama satu bulan kedepan. Hasil lengkap proyeksi pergerakan pasar saham pada Mei 2019 sudah dapat diakses melalui tautan ini.