Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terkoreksi 89,83 poin atau 1,38% pada akhir perdagangan saham sesi I Bursa Efek Indonesia (BEI) Senin (22/4).
IHSG mengawali perdagangan saham dari zona hijau dengan penguatan tipis 0,06% ke level 6.511,09, dan sempat naik ke level 6.516,24. Namun, setelah perdagangan dimulai IHSG langsung bergerak turun, dan sempat menyentuh level 6.411,64.
Investor beramai-ramai merealisasikan keuntungannya setelah selama 3 hari secara berturut, yakni dua hari sebelum dan sehari setelah Pemilu dan Pilpres 2019, IHSG telah menguat cukup signifikan, sebesar 1,58%. Sentimen euforia Pemilu dan Pilpres 2019, serta kemenangan pasangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin dalam hitung cepat dan keunggulan sementara dalam perhitungan suara riil KPU tak lagi mampu menjadi sentimen yang mendorong laju IHSG.
Kendati demikian, sejumlah analis meyakini dari usainya Pemilu dan Pilpres 2019 akan menciptakan kepastian pada pasar sehingga investor tidak lagi 'wait and see' dan mulai aktif melakukan aktivitas investasinya di pasar modal.
(Baca: Dilanda Profit Taking Usai Pilpres, IHSG di Awal Pekan Ini Turun 0,8%)
"Kepastian yang muncul pasca Pilpres akan mengembalikan kepercayaan investor karena akan ada kebijakan ekonomi yang lebih pasti yang diusung pemerintah," ujar Kepala Riset Valbury sekuritas dalam risetnya pagi ini, Senin (22/4).
Koreksi pada IHSG pada sesi I ini terjadi pada seluruh sektor, dengan sektor aneka industri turun lebih dari 3%, sedangkan sektor konsumer, dan manufaktur turun lebih dari 2%.
Aneka industri turun 3,27%, konsumer turun 2,68%, dan manufaktur turun 2,54%. Selain itu beberapa sektor lainnya turun lebih dari 1% di antaranya industri dasar 1,8%, pertanian 1,53%, properti 1,36%, dan infrastruktur 1,27%. Sementara itu sektor keuangan turun 0,77%, tambang turun 0,27%, dan perdagangan menjadi indeks dengan kinerja terbaik dengan hanya terkoreksi 0,12%.
Beberapa saham dari sektor konsumer terkoreksi cukup dalam, di antaranya PT HM Sampoerna Tbk. (HMSP) turun sebesar 4,96%, PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR) turun 2,28%, serta PT Indofood Sukses Makmur Tbk. (INDF) turun 1,20%.
(Baca: Setelah PNM-IM, BTN Incar Sejumlah Aksi Akuisisi)
Saham-saham bank kelas kakap juga terpantau terkoreksi. PT Bank Mandiri Tbk. (BMRI) rurun 1,60%, PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) turun 0,36%, PT Bank Tabungan Negara Tbk. (BBTN) turun 1,91%, PT Bank CIMB Niaga Tbk. (BNGA) turun 0,93%, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BBRI) turun 0,67%, serta PT Bank Negara Indonesia TBk. (BBNI) turun 2,03%.
Sementara itu aksi ambil untung investor juga terjadi pada bebebrapa bursa saham utama di kawasan Asia seperti indeks Shanghai yang anjlok 1,33%, Kospi turun 0,34%, serta Nikkei turun 0,03%.
Kinerja bursa Asia dipengaruhi kekhawatiran investor pemerintah Tiongkok akan mengurangi stimulus ekonominya setelah perekonomiannya mulai menunjukkan stabilisasi terlihat dari pertumbuhan ekonomi Tiongkok kuartal I 2019 sebesar 6,4% atau lebih tinggi dari prediksi pasar sebesar 6,3%.