Pergerakan harga saham dua emiten perbankan di pasar modal, yakni PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dan PT Bank Permata Tbk (BNLI) hari ini tercatat menguat. Penguatan dua saham emiten perbankan ini disebabkan oleh pernyataan Direktur Utama Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo yang mengakui sedang melakukan uji tuntas (due diligence) terkait rencana akuisisi Bank Permata.
Saham Bank Mandiri pada penutupan sesi pertama perdagangan di pasar modal tercatat menguat 1,32% menjadi Rp 7.675 per saham. Sementara saham Bank Permata menguat 8,89% menjadi Rp 980 per saham. Hingga berita ini ditulis, saham kedua emiten ini masih bergerak positif.
Tiko, sapaan akrab Kartika, mengatakan saat ini pihaknya memang tengah memasuki tahap due diligence yang targetnya selesai pada minggu ini. Setelah menyelesaikan due diligence, dia mengatakan Bank Mandiri akan melakukan negosiasi terkait harga jual-beli saham Bank Permata. "Namanya negosiasi, orang melakukan jual-beli, kan bisa cocok, bisa tidak (cocok)," kata Tiko di Jakarta, Selasa (9/4).
(Baca: Bank Mandiri Dikabarkan Tawar Bank Permata Senilai Rp 1.200 per Saham)
Tiko mengatakan, proses due diligence dan negosiasi harga akan melibatkan pemegang saham Bank Permata. Saat ini, pemegang saham terbesar Bank Permata adalah Standard Chartered Bank Plc dan PT Astra International Tbk (ASII), dengan dengan porsi kepemilikan masing-masing sebesar 44,6 %. Sementara, sisanya dipegang publik. "Intinya, jual-beli kan pasti ada harapan dari buyer dan ada harapan dari seller," kata Tiko.
Selain itu, Bank Mandiri juga terus berkoordinasi sejak awal dengan regulator dalam hal ini Otoritas Jasa Kauangan (OJK) dan pemegang saham Bank Mandiri yaitu Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Meski begitu, karena saat ini masih dalam tahap due diligence kedua pihak tersebut masih belum memberikan izin secara resmi untuk proses akusisi. Namun, Tiko mengungkapkan dari hasil sounding soft yang dilakukan, kedua pihak tersebut memberikan sinyal positif.
Jika prosesnya berjalan lancar hingga akhirnya dilakukan akusisi, Tiko menjabarkan, Bank Permata bakal dimerger dengan salah satu bank yang sudah dimiliki Bank Mandiri saat ini, yakni PT Bank Syariah Mandiri atau PT Bank Mandiri Taspen (Bank Mantap). Ia menjelaskan, merger dilakukan lantaran Bank Mandiri tidak mungkin memiliki tiga anak usaha bank meski OJK memberikan kelonggaran ke depannya.
Perihal merger ini, Tiko belum bisa memastikan Bank Permata bakal dimerger dengan anak usahanya yang mana. Kabar yang beredar, usai Bank Mandiri menjadi pengendali, mereka berencana menggabungkan Bank Permata dengan Bank Mantap. Namun, Tiko menyanggah kabar tersebut. "Itu masih omongan dua tiga tahun ke depan, masih jauh," katanya.
Tiko pun menampik kabar yang beredar bahwa Bank Mandiri telah mengajukan tawaran harga kepada pemilik Bank Permata. Rumor yang beredar, Bank Mandiri melakukan penawaran saham Bank Permata senilai Rp 1.115 hingga Rp 1.200 per saham.
(Baca: Dilepas Stanchart, Saham Bank Permata Bakal Jadi Rebutan)
Mengutip Bloomberg akhir Maret lalu, alasan Bank Mandiri mengakuisisi Bank Permata karena ingin menggaet sektor menengah kecilnya. Segmen tersebut nantinya akan dikelola Bank Permata, sementara Bank Mandiri fokus pada pembiayaan untuk BUMN, korporasi dan payroll.
Tiko juga sempat mengatakan, bahwa Bank Mandiri tidak berminat mengakuisisi bank kecil. Sebab, Bank Mandiri memiliki total aset sebesar Rp 1.202,3 triliun per akhir 2018. Alhasil, pembelian bank beraset kecil jelas tidak akan berdampak signifikan terhadap bisnis perseroan.
Pada tahun lalu, rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) Bank Mandiri berada di level 20,98 %. Tiko, mengungkapkan, CAR perseroan yang pas untuk Bank Mandiri adalah 16,5 %. Dengan kata lain, modal Bank Mandiri berlebih sekitar Rp 30 triliun hingga Rp 35 triliun.
Nah, kelebihan dana itulah yang akan digunakan untuk membiayai proses akuisisi lembaga jasa keuangan, bisa bank umum atau perusahaan pembiayaan. Tiko memastikan, Bank Mandiri akan membidik korporasi yang fokus bisnisnya berbeda dengan Bank Mandiri.
(Baca: Rencana Bisnis 2019, Mandiri Ingin Akuisisi Bank Kelas Menengah )