Media Grup Bakrie Bakal Tambah Modal untuk Bayar Utang Anak Usaha

Katadata | Arief Kamaludin
Ilustrasi studio di stasiun televisi
Penulis: Ihya Ulum Aldin
19/3/2019, 14.12 WIB

PT Visi Media Asia Tbk. (VIVA), media dimiliki Grup Bakrie akan mencari pendanaan melalui penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (PMTHMETD) alias private placement. VIVA bakal menerbitkan sebanyak-banyaknya 1,64 miliar saham baru dalam aksi korporasi ini.

Sebagai informasi, saat ini saham VIVA diperdagangkan pada kisaran harga Rp 140 hingga Rp 150 per saham. Dengan demikian, aksi korporasi ini diperkirakan akan mendatangkan dana segar sekitar Rp 230 miliar.

Dalam prospektus di keterbukaan informasi yang diunggah ke Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin (18/3), perusahaan milik grup Bakrie ini melakukan private placement untuk membayar utang anak usahnya yaitu PT Lativi Mediakarya (Lativi).

Lativi saat ini pmemiliki utang berdasarkan senior facility agreement yang jatuh tempo sampai Oktober 2019 dengan total US$ 9,40 juta atau setara Rp 136,3 miliar (kurs Rp 14.500 per dolar AS).

Di sisi lain Lativi juga masih membutuhkan modal kerja untuk mengembangkan kegiatan usahanya yang antara lain berasal dari kas internal hasil usaha Lativi sendiri.

"Untuk itu Lativi memerlukan sumber pendanaan alternatif untuk memenuhi kewajiban pembayaran utang dan kebutuhan modal kerja tersebut," tulis prospektus tersebut.

(Baca: Tepis Akuisisi Viva, Erick Thohir Jual Saham Inter untuk Bayar Utang)

VIVA yang memegang 99,9% saham Lativi bertindak sebagai penjamin atas utang tersebut menilai perlu melakukan langkah strategis dalam rangka memastikan Lativi dapat memenuhi kewajiban pembayaran utang. Dengan begitu, Lativi dapat fokus mengembangkan kegiatan usahanya.

Selain untuk membayar utang anak usahanya, dana dari private placement tersebut juga bakal digunakan VIVA untuk kebutuhan modal kerja mereka sendiri karena mereka membutuhkan dana dalam rangka pengembangan kegiatan usaha di tahun ini. Meski begitu, VIVA perlu meminta izin dari Rapat Umum Pemegang Shaam Luar Biasa (RUPSLB) yang rencananya digelar pada 25 April 2019.

Efek dari penambahan modal baru ini, maka porsi saham dari pemegang saham VIVA akan terdelusi 9,09%. Dengan begitu, PT Bakrie Global Ventura yang memegang 53,6% saham VIVA bakal terdelusi menjadi 48,8%. Lalu, Credit Suisse AG Singapore Trust A/C Clients yang memegang 6,79% saham, bakal turun menjadi 6,17%. Sementara, saham porsi publik yang tadinya hanya 33,22% bakal meningkat menjadi 39,29% setelah adanya private placement.

Tidak hanya VIVA yang bakal melakukan private placement, anak usahanya PT Intermedia Capital Tbk. (MDIA) juga bakal melakukan aksi korporasi yang sama dengan induknya. MDIA bakal melepas 10% saham miliknya juga atau setara dengan 3,92 miliar saham baru. Ada pun nominalnya Rp 10/saham.

(Baca: Intermedia Tunda Penerbitan Obligasi Global US$ 300 Juta)

MDIA juga akan memanfaatkan dana yang mereka dapat untuk membayar utang anak usahanya yaitu PT Cakrawala Andalas Televisi (CATV). Utang mereka berdasarkan Senior Facility Agreement dengan nilai sebesar US$ 21,94 juta (Rp 318,2 miliar) yang jatuh tempo pada Oktober 2019. Selebihnya akan digunakan untuk kebutuhan modal kerja CATV.

Dengan adanya aksi korporasi ini, VIVA yang tadinya memegang 89,99% saham MDIA, akan terdelusi menjadi 81,81%. Sedangkan porsi publik pemegang saham MDIA bakal meningkat dari yang sebelumnya 10% menjadi 18,18% kepemilkan usah private placement. Private placement ini juga harus mendapatkan restu dari Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 25 April 2019.

Reporter: Ihya Ulum Aldin