PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbk. (GMFI), membagikan dividen total sebesar US$ 6,11 juta kepada investor atau 20% dari laba bersihnya. Anak usaha PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. tersebut tetap membagikan dividen meskipun laba bersihnya anjlok.
Tahun lalu, laba bersih GMFI tercatat sebesar US$ 30,54 juta, merosot 40,05% dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar US$ 50,95 juta. Hal ini seiring kenaikan beban usaha dan adanya tambahan beban lainnya. Penurunan laba bersih tersebut melanjutkan kondisi pada tahun sebelumnya yang turun 13,3%.
Direktur Utama Garuda Maintenance Facility Iwan Joeniarto mengatakan, pembagian dividen ini merupakan pemenuhan hak dari perusahaan kepada pemegang saham. Ini sekaligus membuktikan bahwa GMFI merupakan tempat yang menjanjikan untuk berinvestasi.
"Upaya demi upaya terus kami jalankan untuk membawa keuntungan bagi perusahaan yang nantinya pasti dikembalikan kepada pemegang saham," kata Iwan melalui keterangan tertulis, Senin (11/3).
(Baca: Meski Merugi, Garuda Bantah Pernyataan Prabowo Soal Bangkrut)
Secara rinci, perusahaan yang bergerak di bidang perawatan pesawat tersebut membukukan pendapatan operasional sebesar US$ 470 Juta pada tahun lalu, atau naik 7% dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar US$ 439,3 juta. Namun, pendapatan tersebut tergerus oleh kenaikan beban. Maka itu, laba bersih GMFI turun drastis.
Beban usaha perusahaan mencapai US$ 421 juta, atau naik 12,8% dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar US$ 421 juta. Selain itu, perusahaan juga terbebani oleh beban lainnya sebesar US$ 7,36 juta, berbalik dari tahun sebelumnya yang tercatat positif dengan pendapatan lainnya sebesar US$ 1,52 juta.
Keputusan pembagian dividen tersebut telah disepakati oleh pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang digelar pada Senin ini di Garuda City Center Bandara Internasional Soekarno Hatta, Tangerang.
Adapun dalam RUPST tersebut, manajeman GMFI juga melaporkan penggunaan dana pencatatan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui skema penawaran umum perdana alias Initial Public Offering (IPO) pada Oktober 2017. Dalam pelaksanaan IPO, GMFI meraih dana sebesar Rp 1,1 triliun dengan komposisi penggunaan 60% untuk investasi, 25% untuk modal kerja, dan 15% untuk refinancing.
Iwan menjelaskan, keseluruhan dana yang dialokasikan untuk refinancing dan modal kerja sudah digunakan. “Sementara untuk investasi dari hasil IPO, sampai akhir tahun 2018 sudah terealisasi sebesar 85%, sisanya akan kami maksimalkan di 2019“ kata dia.
Target Laba Bersih GMFI Tahun Ini
Laba bersih GMFI ditargetkan berbalik tumbuh pada tahun ini. Penyokongnya, pendapatan usaha yang ditargetkan menembus US$ 500 juta atau naik melebihi 6% dari realisasi tahun lalu.
Iwan menjelaskan, untuk bisa mencapai target tinggi di tengah agresivitas pasar, pihaknya bakal menambah kapabilitas dan kapasitas, serta melanjutkan diversifikasi bisnis dengan beberapa mitra yang sudah dijalin sejak 2018. "Berbagai macam inisiatif strategis akan kami jalani," ujarnya.
GMFI akan melakukan kolaborasi dengan Airline-MRO Domestik untuk meningkatkan captive market dan serapan pasar perawatan pesawat domestik. Hal ini dipercaya bisa berdampak positif dalam menghemat devisa ke luar negeri, membuka lapangan kerja, dan efek berantai lainnya.
Ke depan, perusahaan juga akan melakukan kerja sama strategis dan pengembangan bisnis dengan anak usaha lainnya, yaitu lewat pendirian pabrik vulkanisir ban pesawat dan pengembangan pusat pelatihan untuk industri pendukung aviasi. Perusahaan menyiapkan dana investasi sebesar lebih dari US$ 50 Juta untuk langkah ini.
"Diharapkan membawa efisiensi dan membangun sinergi yang baik di dalam grup sehingga dapat meningkatkan profitablity perusahaan," ujar Iwan.