PT Lippo Karawaci Tbk. mengantongi laba bersih pada tahun 2018 senilai Rp 695 miliar. Catatan tersebut tumbuh hingga 13% dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp 615 miliar.
Selain itu, mereka berhasil meningkatkan pendapatan perseroan selama tahun 2018 sebesar 18% meniadi Rp 12,5 triliun. Selain itu, pendapatan sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (EBITDA) meningkat 42% menjadi Rp 3,1 triliun.
Presiden Direktur Lippo Karawaci Ketut Budi Wijaya mengatakan, tahun lalu merupakan tahun yang penuh tantangan bagi sektor properti di indonesia. "Prioritas utama kami dalam 8 bulan ke depan adalah untuk memperkuat arus kas dan neraca perseroan," katanya melalui siaran resmi yang diunggah ke Keterbukaan Informasi Bursa Efek Indonesia, Rabu (6/3).
(Baca juga: Peringkat Utang Turun, Lippo Karawaci Optimistis Bisa Bayar Obligasi)
Pendapatan properti yang berkontribusi sebesar 37% pada total pendapatan mereka, juga mengalami pertumbuhan. Pendapatan dari bidang tersebut tumbuh 38% pada tahun lalu menjadi Rp 4,6 triliun dari tahun sebelumnya sebesar Rp 3,3 triliun.
Sementara, pendapatan recurring tumbuh sebesar 11% dari Rp 7,1 triliun di 2017 menjadi Rp 7,9 triliun pada tahun lalu. Pendapatan dari recurring ini, memberikan kontribusi sebesar 63% terhadap total pendapatan.
Lalu, pendapatan dari divisi Urban Development meningkat sebesar 49% menjadi Rp 3,4 triliun di 2018 dari Rp 2,2 triliun di 2017 lalu. Pendapatan divisi Large Scale Integrated, juga tumbuh meski hanya sebesar 2% dari Rp 1,17 triliun menjadi Rp 1,2 triliun pada tahun 2018.
(Baca juga: Meikarta Paling Banyak Dilaporkan Konsumen Terkait Sengketa Properti)
Pendapatan divisi Healthcare pun naik sebesar 12% menjadi Rp 6 triliun pada 2018 dari Rp 5,3 triliun di 2017. Peningkatan tersebut karena kunjungan pasien rawat jalan tumbuh sebesar 8%, sementara penerimaan pasien rawat inap tumbuh sebesar 11%. Laba bersih divisi ini tercatat sebesar Rp 16 miliar.
Pendapatan divisi Komersial LPKR meningkat sebesar 6% menjadi Rp 810 miliar pada 2018 dibandingkan tahun sebelumnya. Pendapatan dari pusat perbelanjaan, sedikit menurun sebesar 7% menjadi Rp 368 miliar. Sementara pendapatan hotel meningkat sebesar 21 yoy menjadi Rp 451 miliar.