Jelang Pemilu, Investor Asing Lebih Optimistis Kondisi Politik Stabil

ANTARA FOTO/M Agung Rajasa
Kotak suara pemilihan umum.
Penulis: Happy Fajrian
22/2/2019, 08.30 WIB

Hasil survei Katadata Investor Confidence Index (KICI) menunjukkan investor meyakini kondisi politik nasional  menjelang pemilihan umum pada April mendatang masih stabil. Bahkan, investor institusi asing memiliki optimisme yang lebih tinggi terhadap kondisi politik di Indonesia sejak Desember tahun lalu hingga akhir Maret atau kuartal I nanti.

Menurut survei yang dilakukan kepada 172 investor institusi dari perusahaan manajemen investasi, asuransi, dan dana pensiun, yang berinvestasi di pasar keuangan, dengan dana kelolaan mencapai lebih dari Rp 500 triliun pada Desember 2018 lalu, hanya 25,58% responden yang mengkhawatirkan risiko politik terhadap pasar modal.

"Meski menghadapi pilpres (pemilihan presiden), faktor politik memang tidak terlalu dikhawatirkan oleh investor seperti halnya kondisi ekonomi global," kata salah satu Panel Ahli Katadata Insight Center (KIC) Wahyu Prasetyawan, beberapa waktu lalu.

Terkait kondisi politik saat ini, 66,28% responden investor institusi meyakini bahwa saat ini politik dalam negeri dalam kondisi yang stabil terlepas dari dinamika yang berkembang di masyarakat dan elit politik jelang pemilu legislatif dan presiden pada April mendatang.

(Baca: Jelang Pilpres, Investor Khawatirkan Ekonomi Global Daripada Politik)

Jika dirinci lebih jauh, survei ini menunjukkan bahwa investor institusi dari perusahaan asing atau joint venture (JV) memiliki optimisme yang lebih tinggi terhadap kondisi politik dalam negeri saat ini jika dibandingkan dengan investor dari swasta dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Semakin besar perusahaan tempat investor tersebut bernaung, keyakinan mereka juga semakin besar yakni 71,11% investor dari perusahaan dengan aset lebih dari Rp2 triliun menyatakan kondisi politik saat ini baik. Sedangkan 66,1% investor dari perusahaan kecil (aset di bawah Rp500 juta) dan 65% investor perusahaan menengah (aset di atas Rp500 juta sampai di bawah Rp2 triliun) yakin kondisi politik saat ini baik.

Menurut data KICI, 71,43% dari investor asing/JV meyakini kondisi politik saat ini baik dibandingkan investor dari swasta (66,1%) dan perusahaan pelat merah (65%). Kendati demikian, ada segelintir investor swasta yang meyakini kondisi politik saat ini sangat baik.

Namun, keyakinan investor terhadap kondisi politik tiga bulan mendatang sedikit menurun, dengan porsi investor yang meyakini kondisi politik akan menjadi tidak stabil semakin besar. Secara keseluruhan hanya 54,07% investor yang yakin kondisi politik tiga bulan kedepan akan lebih baik, 19,19% menyatakan netral, dan 26,74% meyakini kondisi politik akan tidak stabil.

(Baca: Optimis Jelang Pilpres, Katadata Investor Confidence Index Capai 139,1)

Dengan mempertimbangkan kondisi dinamika politik yang diperkirakan akan sedikit kurang stabil tiga bulan kedepan, sebagian besar investor, yaitu 47,67%, menyatakan bahwa mereka tidak akan mengubah portofolio investasi mereka di pasar saham. Sementara 37,79% menyatakan akan menambah investasinya, dan 14,53% menyatakan akan mengurangi investasi sahamnya.

Investor dari perusahaan asing/JV lagi-lagi menunjukkan optimisme yang lebih tinggi. Responden investor dari perusahaan asing yang menyatakan akan menambah investasi sahamnya sebesar 50%, sedangkan investor dari perusahaan swasta dan BUMN lebih banyak yang menyatakan tidak akan menambah atau mengurangi investasi di saham.

Sebagai catatan, kinerja bursa saham Indonesia di Bursa Efek Indonesia (BEI) sepanjang tahun ini terus menunjukkan peningkatan. Indeks harga saham gabungan (IHSG) telah mengalami kenaikan sebesar 5,54% dari level 6.194,49 pada penutupan perdagangan saham 2018, menjadi 6.537,77 pada penutupan perdagangan kemarin, Kamis (21/2).

Selain modal asing juga mengalir masuk cukup deras dari pasar saham. Sepanjang tahun ini atau year to date (ytd) modal asing yang masuk ke pasar saham mencapai Rp9,04 triliun. Ini menujukkan investor asing masih menilai pasar saham Indonesia menarik sebagai tujuan investasi. Sebagai catatan, menurut data BEI, sepanjang 2018 kemarin terjadi arus modal asing keluar dari pasar saham sebesar Rp50,75 triliun.

Hasil lengkap survei investor institusi dan Katadata Investor Confidence Index (KICI) ini dapat Anda unduh di tautan ini.