Mengakhiri perdagangan saham sesi I siang ini, Rabu (13/2), indeks harga saham gabungan (IHSG) naik 0,19% ke level 6.438,31. IHSG bergerak positif terlepas adanya tekanan dari investor asing yang ramai-ramai melepas sahamnya di pasar saham Indonesia hingga Rp 777,03 miliar.
Dari jumlah tersebut, penjualan saham bersih terbanyak terjadi pada pasar reguler yaitu sebesar Rp 503,64 miliar. Sedangkan sisanya sebesar Rp 273,39 miliar terjadi pada pasar negosiasi dan tunai.
Saham bank menjadi saham yang paling banyak dilepas investor asing siang ini. Saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dijual asing hingga Rp 121,7 miliar, diikuti saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) Rp 55,8 miliar, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) Rp 32 miliar, PT Bank Permata Tbk (BNLI) Rp 11,6 miliar, dan PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) Rp 6,9 miliar.
Beberapa saham lainnya yang dilepas investor asing hingga siang hari ini antara lain PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) Rp 75,7 miliar, PT Astra International Tbk (ASII) Rp 65 miliar, PT United Tractors Indonesia Tbk (UNTR), Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) Rp 37,3 miliar, dan PT Adaro Energy Tbk (ADRO) Rp 12,6 miliar.
(Baca: Dibuka Naik 0,31%, IHSG Berpotensi Melaju Didorong Asa Perang Dagang)
Total transaksi saham pada sesi pertama ini tercatat mencapai 8,61 miliar saham dengan nilai Rp 4,74 triliun. Saham tersebut ditransaksikan sebanyak 263.274 kali oleh investor. Sebanyak 229 saham bergerak naik, 163 saham turun, dan 110 saham bergerak mendatar.
IHSG bergerak fluktuatif pada sesi I, dibuka naik 0,31% ke level 6.446,05, ihsg langsung memperlebar kenaikannya ke level 6.456,57. Namun, tidak lama IHSG langsung bergerak ke zona merah hingga ke level terendahnya pada 6.398,89, dan kemudian kembali ke zona hijau.
Tekanan terhadap IHSG kemarin hingga terkoreksi dalam dikarenakan penilaian terbaru dari Credit Suisse terhadap pasar modal Indonesia yang lebih rendah dibandingkan sebelumnya. Berita tersebut menciptakan kepanikan investor sehingga banyak investor yang melepas asetnya di pasar saham.
Namun, berbeda dengan Credit Suisse, JP Morgan justru menilai pasar saham Indonesia akan menjadi salah satu pasar negara berkembang yang akan tumbuh dua digit, sehingga dapat menjadi pilihan bagi investor untuk menambah sahamnya.
"Usai tantangan yang dihadapi banyak ekonomi negara berkembang pada semester II 2018, kami harap awal tahun cenderung melemah, tetapi prediksi siklus menguat pada kuartal II 2019," tutur Head of Currencies, Commodities and EM Research, JP Morgan, Luis Oganes, seperti dikutip dari keterangan tertulis JP Morgan, Rabu (13/2).
(Baca: Rekomendasi Credit Suisse Picu "Kepanikan", IHSG Merosot 1,06%)
Sementara itu, aura positif dari perundingan dagang antara Amerika Serikat dan TIongkok juga menjadi sentimen yang mendorong IHSG dan mayoritas bursa saham di Asia mengalami kenaikan.
Kendati masih cukup banyak isu krusial yang masih harus dibahas, termasuk soal transfer teknologi paksa perusahaan AS di Tiongkok serta soal pencurian hak kekayaan intelektual AS oleh Tiongkok, Presiden AS Donald Trump menyatakan dia bersedia memundurkan tenggat akhir gencatan senjata yang akan jatuh pada 1 Maret mendatang.
Sementara ini hanya PSEi dan KLCI yang mengalami koreksi, masing-masing sebesar 1,49% dan 0,18% secara berturut-turut. Sedangkan lainnya, indeks Strait Times naik 1,23%, SHanghai melesat 2,07%, Hang Seng naik 1,20%, Nikkei naik 1,34%, dan KOSPI naik 0,50%.