Sesi I IHSG Naik ke Level 6.522,09 Didorong Optimisme Perang Dagang

Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Penulis: Happy Fajrian
31/1/2019, 13.26 WIB

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melesat naik 0,90% ke level 6.522,09 pada akhir sesi I perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) hari ini, Kamis (31/1). IHSG kembali menyentuh level 6.500 untuk pertama kalinya sejak 12 Maret tahun lalu pada level 6.500,69.

Tidak hanya IHSG, seluruh bursa di Asia kompak bergerak naik hari ini, salah satunya berkat optimisme yang terbangun karena bank sentral Amerika Serikat (AS), The Federal Reserve (The Fed) memutuskan untuk menahan tingkat suku bunga acuannya pada Rabu (30/1). Tidak hanya itu, The Fed juga menarik keputusannya untuk menaikkan bunga acuannya secara bertahap tahun ini.

Saat ini indeks PSEi naik paling kencang 1,47%, diikuti Hang Seng yang naik 1,07%, kemudian Nikkei naik 1,01%, Shanghai naik 0,61%, Strait Times naik 0,44%, KLCI naik 0,37%, serta Kospi naik 0,36%. Dengan demikian, kinerja IHSG yang naik 0,90% merupakan yang terbaik ke empat di Asia.

(Baca: The Fed Tahan Suku Bunga Acuan, IHSG dan Bursa Asia Kompak Naik)

Keputusan The Fed menahan suku bunga acuannya juga membuat bursa saham AS ditutup dengan kinerja positif pada penutupan perdagangan Rabu (30/1) kemarin atau pagi ini waktu Indonesia. Pasalnya, ditahannya suku bunga acuan oleh The Fed akan membuat ekonomi dan perusahaan-perusahaan di AS memiliki lebih banyak ruang untuk tumbuh. Indeks Dow Jones naik 1,77%, S&P naik 1,55%, dan Nasdaq naik 2,20%.

Dengan hilangnya kekhawatiran dari perkembangan suku bunga The Fed, perhatian investor beralih ke proses perundingan dagang yang saat ini berlangsung di AS. Namun ada perkembangan positif dari perundingan tersebut.

Tiongkok dikabarkan tengah berupaya untuk mengesahkan rancangan undang-undang (RUU) yang akan melarang transfer teknologi secara paksa dan intervensi pemerintah secara ilegal terhadap perusahaan asing yang beroperasi di sana.

Transfer teknologi secara paksa ini menjadi salah satu isu yang dipermasalahkan oleh pihak AS yang memicu perang tarif antara kedua negara tersebut. Itikad baik dari Tiongkok ini akan membuat proses perundingan menjadi lebih mulus walaupun permasalahan yang menjerat Huawei yang sudah masuk ke proses dakwaan hukum masih berpotensi meningkatkan ketegangan antara dua negara tersebut.

(Baca: Optimis Jelang Pilpres, Katadata Investor Confidence Index Capai 139,1)

Perdagangan saham di BEI hari ini tercatat mencapai Rp 19,12 triliun dari 15,41 miliar saham yang ditransaksikan sebanyk 273.384 kali. Sebanyak 243 saham bergerak di zona hijau, 135 saham di zona merah, dan 122 saham bergerak mendatar.

Investor asing membukukan pembelian bersih saham senilai Rp 480,58 miliar pada pasar reguler. Namun, di pasar negosiasi dan pasar tunai, investor asing membukukan penjualan bersih saham hingga Rp 13,01 triliun.

Saham-saham yang dikoleksi oleh investor asing hingga siang ini antara lain PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dengan pembelian bersih asing mencapai Rp 236,6 miliar. Saham BRI masih menjadi saham yang paling diincar investor asing setelah BRI menyampaikan kinerja keuangannya untuk tahun 2018 dengan laba yang naik 11,6% menjadi Rp 32,4 triliun.

Setelah saham BRI, ada PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) senilai Rp 186,3 miliar yang dibeli bersih investor asing, PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) Rp 70,2 miliar, PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) Rp 45,9 miliar, dan PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) Rp 27,6 miliar.

(Baca: Pimpin Penguatan Mata Uang Asia, Rupiah Sentuh Level Rp 13.985/US$)