Sesi I Naik 0,29%, Investasi Asing Akan Dorong IHSG Menuju Level 6.500

Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Penulis: Happy Fajrian
25/1/2019, 14.59 WIB

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengakhiri perdagangan saham sesi I siang ini, Jumat (25/1) naik 0,29% ke level 6.485,26. IHSG diprediksi akan menembus level 6.500 hari ini didorong oleh masuknya investasi asing.

Kinerja IHSG senada dengan kinerja bursa saham di Asia yang juga menghijau. Sementara ini indeks Kospi naik paling tinggi sebesar 1,52%, diikuti Hang Seng yang naik 1,41%, kemudian Nikkei naik 0,97%, Strait Times naik 0,39%, Shanghai naik 0,37%, KLCI naik 0,16%. Hanya PSEi yang sementara ini terkoreksi tipis 0,02%.

Transaksi saham sampai siang ini tercatat mencapai Rp 4,05 triliun. Sementara volume saham yang diperdagangkan mencapai 6,63 miliar saham yang ditransaksikan sebanyak 256.035 kali oleh investor. Sebanyak 215 saham naik, 159 saham turun, dan 122 saham bergerak mendatar.

(Baca: Dibuka Naik 0,15%, IHSG Terus Melaju Mendekati Level 6.500)

Investor asing sepanjang sesi I membukukan pembelian bersih saham sebesar Rp 120,2 miliar. Saham-saham yang laris dibeli investor asing siang ini di antaranya PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) yang dibeli bersih Rp 98,9 miliar, PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) Rp 21,4 miliar, PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) Rp 18,5 miliar, dan PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) Rp 15,3 miliar.

Menurut data Bank Indonesia, sepanjang tahun ini atau year to date (ytd) dana asing yang masuk ke Indonesia telah mencapai Rp 19,2 triliun. Dari jumlah tersebut Rp 8,02 triliun masuk ke instrumen Surat Berharga Negara (SBN) dan sisanya masuk ke pasar modal melalui instrumen saham dan obligasi.

Namun, menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI) sampai dengan Kamis (24/1), dana asing yang masuk melalui pasar saham telah mencapai Rp 10,95 triliun yang merupakan transaksi pembelian saham bersih oleh investor asing. Hingga siang ini pun investor asing masih membukukan pembelian bersih saham.

Sementara itu sentimen eksternal juga turut memberikan lingkungan yang kondusif bagi pasar saham Indonesia. Walaupun ada ancaman penurunan laju pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat (AS) yang disebabkan government shutdown, perkembangan ekonomi AS nyatanya cukup baik.

(Baca: Mayoritas Mata Uang Asia Menguat di Tengah Kabar Baru dari Eropa & AS)

Hal itu terlihat dari data indeks PMI (purchasing managers index) manufaktur dan jasa AS untuk periode Januari 2019 versi Markit yang berada pada level 54,9 dan 54,2. Artinya, sektor manufaktur dan jasa AS masih ekspansi.

Kinerja keuangan beberapa perusahaan AS untuk tahun 2018 juga menunjukkan catatan yang positif. IBM yang sahamnya melesat hingga 8,5% pada perdagangan Kamis yang didorong oleh capaian profit yang lebih tinggi dari prediksi analis.

Procter & Gamble juga mengalami kenaikan saham yang tinggi, yaitu 4,9%, juga karena perolehan labanya yang lebih tinggi dari perkiraan. Serta United Technologies naik 5,4%, berkat kenaikan profitnya.

Investor kini menantikan kabar positif dari lanjutan negosiasi dagang antara AS dan Tiongkok akhir bulan ini. Presiden AS Donald Trump menyampaikan bahwa negosiasi berjalan dengan sangat baik karena Tiongkok sangat ingin mencapai kesepakatan.

"Kita lihat saja apa yang akan terjadi. Tapi kami melakukan negosiasi dengan sangat baik dengan Tiongkok," kata Trump kepada wartawan di Gedung Putih, dikutip dari Reuters.

(Baca: Ekonomi Global Kemungkinan Lebih Lemah, Indonesia Diprediksi Stabil)