Bursa Efek Indonesia (BEI) ingin debitur-debitur perbankan dapat mencari pendanaan melalui pasar modal, tidak hanya mengandalkan kredit dari industri perbankan. Hal ini menjadi salah satu strategi BEI untuk memenuhi target 35 perusahaan yang akan mencatatkan saham perdana atau initial public offering (IPO) di pasar modal tahun ini.
Direktur Pengembangan BEI Hasan Fawzi mengatakan, ajakan tersebut bersifat rekomendasi, tidak menjadi kewajiban bagi perusahaan yang telah menjadi debitur besar suatu bank untuk masuk ke pasar modal untuk mencari alternatif pendanaan.
"Dari pada mereka kesulitan untuk menopang pertumbuhan kegiatan bisnisnya, kita kemudian bersinergi dengan perbankan untuk mengenalkan sumber pendanaan melalui instrumen di pasar modal," katanya kepada Katadata.co.id, Kamis (17/1).
Terlebih lagi, perbankan memiliki ruang yang makin sempit untuk terus memberikan pendanaan kepada debitur-debitur tersebut. Menurut data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) rasio kredit terhadap dana pihak ketiga (DPK) industri perbankan per Desember 2018 telah mencapai 93,19%, sehingga ruang untuk ekspansi kredit sudah semakin sempit. "Industri perbankan juga memiliki batasan-batasan dalam manajemen risiko yang tidak bisa dilanggar," kata Hasan.
(Baca: OJK Targetkan 75 Perusahaan Masuk ke Pasar Modal Tahun Ini)
Oleh karena itu, saat industri perbankan sudah mencapai batasan-batasan maksimum yang diizinkan, instrumen pasar modal menjadi salah satu alternatif pendanaan. Tidak hanya melalui IPO, debitur bank bisa mencari dana melalui penerbitan efek bersifat utang lainnya seperti obligasi korporasi.
"Kalau ingin lebih membesarkan ekuitasnya, kita tawarkan juga, sudah saatnya untuk melakukan pencatatan saham di bursa lewat IPO," kata Hasan.
Namun, saat ini baru dua bank yang menyodorkan profil debitur kakapnya yang berpeluang untuk melantai di pasar modal. Dua bank tersebut yaitu PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. dan PT Bank Central Asia Tbk. Hasan mengatakan, ide ini merupakan sinergi sehingga dia memastikan tidak mengancam bisnis bank.
Salah satu langkah nyata pihak bursa dalam menjajaki debitur-debitur perbankan dengan mengadakan berbagai sosialisasi dan workshop kepada debitur perbankan agar mengenal pasar modal lebih jauh lagi. Acara-acara tersebut menggandeng pihak perbankan sehingga tidak hanya debitur saja yang makin mengenal pasar modal, tapi perbankan juga semakin sadar akan kehadiran pasar modal.
"Kita sinergi melakukan kerja sama dengan perbankan. Ini agar mereka (perbankan) aware pada saat kebutuhan nasabah besarnya itu (berkembang) bisa kemudian bekerja sama mengenalkan alternatif pendanaan," kata Hasan.
Hasan menyatakan sudah banyak debitur-debitur perbankan yang sudah siap untuk mencari pendanaan di pasar modal. Menurutnya, tahun ini akan ada beberapa debitur perbankan yang akan melantai di pasar modal, meski jumlahnya tidak bisa dikatakan oleh Hasan.
(Baca: Bank Pemerintah Waspadai Perang Bunga di Tengah Likuiditas Ketat)