Garuda Indonesia Optimistis Catatkan Laba di Akhir Tahun Ini

Donang Wahyu|KATADATA
Penulis: Ihya Ulum Aldin
21/12/2018, 19.10 WIB

Manajemen PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk optimis akan mengantongi laba pada akhir tahun ini. Padahal, sebelumnya manajemen Garuda Indonesia memperkirakan akan mencatatkan kerugian sebesar US$ 100 juta hingga akhir tahun ini.

Kendati demikian, Direktur Utama Garuda Indonesia I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra masih merahasiakan perkirakaan laba Garuda tahun ini dengan alasan mereka adalah perusahaan terbuka dan bisa mempengaruhi pasar. "Year to year (yoy), kami targetkan positif walaupun kecil. Tahun lalu kami rugi US$ 220 juta dan mudah-mudahan tahun ini kami bisa positif," katanya di Jakarta, Jumat (21/12).

Sebelumnya, Ari memperkirakan kerugian maskapai penerbangan plat merah tersebut dapat ditekan hingga sebesar US$ 100 juta usai dirinya menduduki jabatan direktur utama pada September 2018. Menurutnya, melesetnya perkiraan karena saat itu dia baru masuk dan belum melakukan perbaikan. Beberapa perbaikan yang dia lakukan antara lain melakukan efisiensi serta mengubah strategi bisnis, salah satunya merestrukturisasi biaya sewa pesawat.

Perkembangan positif Garuda Indonesia juga karena mereka banyak melakukan kerja sama dengan pihak ketiga, khususnya untuk iklan dan pemasaran. Kerja sama yang dilakukan Garuda Indonesia seperti denngan marketplace Traveloka, JD.ID, tiket.com, dan lainnya.

(Baca: Garuda Indonesia Kembali Layani Penerbangan Rute Jakarta-London)

Garuda Indonesia juga baru saja menggandeng Sriwijaya Group dalam kerja sama operasional (KSO) pada November lalu. Namun, Ari menegaskan, kerja sama tersebut tidak berpengaruh mendongkrak kinerja keuangan Garuda. "Kita hanya kerja sama manajemen untuk peningkatan safety dan kemudian di marketing-nya," ujar Ari.

Untuk tahun depan, Ari mengungkapkan Garuda Indonesia masih akan menerapkan strategi yang sama dengan tahun ini untuk menjadikan kinerja Garuda kembali positif. Ari menargetkan tahun depan Garuda akan mengantongi laba bersih sebesar Rp 1 triliun.

Bulan lalu, Garuda mencatatkan pertumbuhan pendapatan dari layanan penerbangan sebesar 13,4% menjadi US$ 232,4 juta dibanding periode yang sama 2017 sebesar US$ 205 juta. Namun, jika dihitung sejak awal tahun hingga November 2018, pendapatan Garuda turun 1% menjadi US$ 2,33 miliar dibandingkan dengan periode 11 bulan pertama tahun lalu sebesar US$ 2,35 miliar.

Sementara itu pendapatan Garuda di segmen kargo sepanjang 11 bulan pertama 2018 naik 4,2% menjadi US$ 208,7 juta dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar US$ 200,3 juta.

(Baca: Garuda Akan Konversi Utang Sriwijaya Air Menjadi Saham)

Reporter: Ihya Ulum Aldin