PT Jaya Bersama Indo Tbk (DUCK) dan PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk (GOOD) resmi mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia, Rabu (10/10). Pasca pencatatan, saham kedua perusahaan yang bergerak di sektor makanan ini, langsung melejit hingga menyentuh batas atas transaksi atau auto reject.
Pada saat dibuka, laju saham DUCK melejit hingga 49,5% dari posisi harga penawaran saham perdana senilai Rp 505 per lembar sahamnya ke level Rp 755. Volume transaksi pada saat pembukaan tersebut juga tercatata sebanyak 3.237 saham senilai Rp 244,39 juta.
Pada saat yang sama, saham GOOD juga melejit tak kalah tinggi yakni sebesar 49,81% dari harga penawaran perdana yang senilai Rp 1.284 per lembar saham menjadi Rp 1925 per lembar. Volume transaksi GOOD pada saat pembukaan tercatat sebanyak 1.585 unit saham saham senilai Rp 305,11 juta.
(Baca: Garudafood Targetkan Dana Segar Rp 979 Miliar dari IPO)
DUCK melepas saham sebanyak 513,3 juta lebar saham ke publik atau setara dengan 40% dari modal ditempatkan perusahaan melalui skema IPO. Dengan begitu, dari proses IPO, DUCK meraup dana segar senilai Rp 259,23 miliar.
Dari total saham yang dilepas ke publik, DUCK mengalokasikan 0,006% untuk program Progam Alokasi Saham Karyawan (Employee Stock Allocation/ESA) atau setara dengan 30 ribu lembar saham.
Sedangkan sebagian besar perolehan dana IPO atau sekitar 80% akan dialokasikan perusahaan untuk menopang ekspansi bisnis, membuka gerai baru, dan merenovasi gerai yang ada. Adapun 20% sisanya, dana IPO tersebut akan dipakai untuk mendukung modal kerja.
(Baca juga: Restoran The Duck King Siap Ekspansi ke Vietnam)
"Ada beberapa gerai baru yang akan dibuka pada sejumlah kota besar di Indonesia antara lain di Jawa, Bali, Sulawesi dan Kalimantan. Selain itu, kami juga akan berekspansi ke luar negeri dengan menyasar pasar di Vietnam, Kamboja, dan Myanmar," kata Direktur DUCK Dewi Tio di Gedung BEI, Rabu (10/10).
Perusahaan saat ini beroperasi dengan membawahi tiga merek restoran utamanya, yaitu The Duck King, Fook Yew, dan Panda Bowl, serta tujuh sub-merek dari The Duck King untuk menangkap permintaan di segmen konsumen kelas menengah yang sedang tumbuh di Indonesia.
Sementara itu, GOOD melepas 762,84 juta saham baru atau 10,34% dari modal disetor dalam hajatan ini. Namun, jumlah saham Garudafood yang ditawarkan kepada publik hanya sebanyak 35 juta lembar saham saja atau setara 0,47% dari total saham di GOOD.
Hal itu karena sebanyak 727,84 juta saham baru atau setara 9,86% merupakan saham hasil pelaksanaan Mandatory Convertible Bond (MCB) yang akan dieksekusi oleh Pelican Company Ltd (Pelican). Konversi ini sesuai dengan Perjanjian Investasi (Investment Agreement) yang dibuat kedua belah pihak pada 29 Maret 2018. Dengan demikian, Pelican akan memiliki 9,86% saham GOOD.
GOOD juga mengadakan Progam Alokasi Saham Karyawan (Employee Stock Allocation/ESA) bersamaan dengan proses IPO ini. Mereka mengalokasikan sebesar-besarnya 8% dari 35 juta lembar saham yang ditawarkan kepada publik atau 2,8 juta saham.
Direktur Utama GOOD Herdianto Atmadja mengatakan IPO ini akan menjadi momentum positif bagi perusahaan untuk dapat tumbuh secara berkelanjutan dengan mengoptimalkan peluang pasar yang ada, baik di Indonesia maupun di internasional.
"IPO juga akan membawa standar baru dalam tata kelola perusahaan yang baik yang menjadi kebutuhan perusahaan modern," katanya pada kesempatan yang sama.