Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil mencetak rekor di level 6.171 pada penutupan perdagangan sesi pertama, Kamis (21/12). Indeks terdongkrak sentimen positif imbas kenaikan peringkat utang jangka panjang Indonesia oleh Fitch Ratings.

Sepanjang perdagangan sesi pertama, IHSG terus bergerak di jalur hijau hingga ditutup melonjak 1,02% ke level 6.171. Penguatan tersebut menutup koreksi IHSG sehari sebelumnya yang mencapai 0,94%. Semua indeks acuan dan indeks sektoral menguat.

Seiring dengan penguatan indeks, nilai tukar rupiah juga tercatat menguat. Mengacu pada kurs tengah Bank Indonesia (BI), rupiah berada di level Rp 13.545 per dolar Amerika Serikat (AS), menguat 0,25% dibandingkan hari sebelumnya.

Meski begitu, Ekonom DBS Gundy Cahyadi mengatakan ada kemungkinan reaksi pasar agak teredam karena perdagangan akhir tahun. Tapi, “Kenaikan peringkat menunjukkan peningkatan optimisme terhadap profil risiko makro ekonomi Indonesia,” kata dia dalam laporan tertulis, Kamis (21/12). (Baca juga: Ini Alasan Lengkap Fitch Kerek Lagi Rating Utang Indonesia Jadi BBB)

Fitch menaikkan peringkat utang Indonesia dari BBB- menjadi BBB dengan prospek stabil. Dengan kenaikan peringkat tersebut, peringkat utang Indonesia berada satu level di atas batas bawah layak investasi (investment grade). Ini artinya, risiko gagal bayar utang menjadi realtif lebih rendah.

Adapun lembaga tersebut menaikkan rating Indonesia lantaran melihat kebijakan fiskal maupun moneter sudah cukup efektif meningkatkan ketahanan ekonomi Indonesia. "Ketahanan Indonesia dari tekanan eksternal terus menguat dalam beberapa tahun belakangan ini," demikian pernyataan Fitch. 

Gundy mengatakan, kenaikan rating oleh Fitch bakal meningkatkan ekspektasi bahwa lembaga pemeringkat lainnya yaitu Moody’s bakal melakukan langkah serupa tahun depan. Apalagi, Moody’s sudah memberikan prospek positif untuk rating Indonesia.

“Sentimen di pasar kemungkinan akan tetap menguat pada 2018 yang akan dimulai dalam waktu kurang dari dua minggu,” kata dia.