Kesulitan Valuasi Aset Jadi Penghambat IPO Perusahaan Digital

ANTARA FOTO/Agung M Rajasa
Penulis: Michael Reily
Editor: Pingit Aria
14/12/2017, 20.12 WIB

Bursa Efek Indonesia (BEI) menyatakan, valuasi aset tak berwujud (intangible asset) masih menjadi masalah bagi perusahaan rintisan berbasis teknologi (startup) yang akan melantai di bursa.

Direktur Penilaian Perusahan BEI Samsul Hidayat menyatakan valuasi aset startup berbeda dengan perusahaan konvensional. "Pola perusahaan konvensional bisa melakukan valuasi dengan aset yang tampak atau tangible asset," kata Samsul, Kamis (14/12).

Ia menyatakan, terdapat pada teknik valuasi yang bisa menyebabkan para investor percaya ketika perusahaan digital melantai di bursa. Sebab, penilaian perusahaan digital ada pada ekosistem yang bisa meningkatkan ekspektasi masyarakat.

(Baca juga:  BI Tahan Suku Bunga, IHSG Cetak Rekor Tertinggi Baru 6.113)

Meski secara pembukuan tetap sama yakni proses penghitungan untung rugi perusahaan, namun BEI masih kesulitan untuk melakukan valuasi sebagai bentuk harga perusahaan. "Mungkin yang divaluasi adalah trafik dan aktivitas perusahaan secara digital," ujar Samsul.

Halaman:
Reporter: Michael Reily