Harga-harga saham di Bursa Efek Indonesia sudah cukup mahal. Data Bloomberg menunjukkan bahwa rasio harga terhadap laba per saham (Price Earning Ratio/PER) di BEI mencapai 24,04 kali. Rasio ini tertinggi ketiga di Asia setelah bursa Shenzhen di Tiongkok dan S&P BSE Sensex 30 di India.
Direktur EMCO Asset Management Hans Kwee mengatakan harga saham yang cukup mahal membuat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kesulitan menembus level 6.000. Ketika IHSG mencapai level 5.900-an, investor cenderung melakukan aksi ambil untung (profit taking).
“Harga sudah relatif tinggi jadi tidak bisa mengangkat indeks bergerak terlalu cepat ke atas,” kata Hans kepada Katadata, Jumat (29/9). (Baca juga: Dana Asing Deras, Net Kewajiban Investasi Indonesia Naik US$ 15,6 M)
Adapun sepanjang pekan ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat merosot. Setelah mencapai level 5.911 pada Jumat (22/9) pekan lalu, indeks terus turun hingga ditutup di level 5.841 pada Kamis (28/9). Namun, indeks berhasil menguat kembali ke level 5.900 pada Jumat (29/9). Tekanan pada IHSG tersebut juga seiring dengan menguatnya sentimen global.
Meski begitu, menurut Hans, akan ada beberapa faktor pendorong pergerakan IHSG pada kuartal terakhir tahun ini. Ia menjelaskan, di akhir tahun, biasanya investor sudah akan memperkirakan keuntungan yang akan diperoleh pada tahun depan sehingga mulai kembali menanamkan investasinya di pasar saham.
Lalu, di kuartal akhir 2017 ini juga pemerintah akan mulai melakukan pembayaran terhadap proyek-proyeknya. Oleh karenanya, emiten-emiten di sektor infrastruktur dan keuangan akan memiliki kinerja yang bagus untuk menjadi penopang laju IHSG. Selain itu, diharapkan kinerja sektor properti dan konstruksi ikut mengalami perbaikan karena harganya yang sudah cukup rendah saat ini.
"Diharapkan sektor properti dan konstruksi akan bergerak cukup bagus ya untuk menopang laju IHSG. Sedangkan, yang lain juga harusnya cukup bagus biar bisa membantu juga," ujar Hans.
Menurut dia, IHSG berpeluang menembus 6.000 pada November atau Desember mendatang. “Tapi kami bilang tidak akan mudah," kata dia. (Baca juga: IHSG Diproyeksi Bakal Tembus 6.000 di Kuartal IV)