Dalam tiga bulan terakhir, arus dana asing yang keluar (capital outflow) dari pasar saham Indonesia terus mengalir deras. Pada Juni tercatat dana asing keluar sebesar Rp 4,3 triliun, dilanjutkan pada Juli Rp 10,64 triliun, dan Agustus Rp 3,9 triliun (kurs Rp 13.300).
Analis Bina Artha Sekuritas Reza Priyambada mengungkapkan terdapat tiga yaktor yang menyebabkan asing menarik dananya keluar. Pertama, investor asing melakukan rebalancing portofolionya, yang sepanjang periode April-Mei 2017 sudah mendapatkan keuntungan. Mereka pun segera mencairkan keuntungan tersebut dan mengamankan posisi seiring kondisi global yang tidak menentu.
"Jadinya, tidak cerah kalau begitu, suram. Asingnya keluar, malah banyak lokal yang bermain. Peta investor pun berubah dan kondisi pasar semakin berfluktuatif seiring banyaknya investor lokal yang trading (melakukan transaksi) jangka pendek," ujar Reza saat dihubungi Katadata, Jakarta, Kamis (7/9).
(Baca: BI Turunkan Suku Bunga, Analis Khawatir Laju IHSG Tertahan)
Kedua, kondisi di dalam negeri dirasakan kurang dapat memberikan kenyamanan untuk investor asing tetap bertahan di periode yang cukup panjang. Namun, Reza masih belum mengetahui secara pasti penyebab ketidaknyamanannya tersebut. Padahal, rupiah cenderung stabil, inflasi terjaga, dan proyek infrastruktur tetap berjalan dan mengalami banyak kemajuan.
Faktor ketiga, ada kemungkinan investor asing juga beralih ke instrumen lain yang lebih aman. Dirinya mencontohkan, investor mulai banyak investasi di sektor valuta asing (valas) dengan kondisi yang cukup baik di mata uang Yen, Euro, dan Swiss Franc, atau beralih juga ke surat utang. Dengan demikian, Reza tetap memperkirakan, hingga akhir tahun IHSG akan berada dikisaran 5.950-6.000.
"Investor kita ini lucu, harga atau indek lagi naik, bukannya dipertahankan untuk terus naik, malah cari titik di mana mereka bisa profit taking (ambil untung). Ini yang akan berimbas ke IHSG, karena setiap kali ada kenaikan malah dimanfaatkan untuk jualan," ujar Reza.
(Baca: Ditopang Perbankan, IHSG Bisa Capai Rekor Tertinggi Tahun Ini)
Sementara itu, Sub Manager Group of Economy Risk and Financial System Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Dienda Siti Rufaedah menjelaskan hasil kajiannya terkait keluarnya dana asing akhir-akhir ini. Dia menemukan arus dana asing masih terlihat keluar dari pasar saham Indonesia yang terjadi dalam 3 bulan berturut-turut.
Net sell (aksi jual) terutama oleh investor asing, terpantau mengalami peningkatan dari Rp 4,32 triliun di bulan Juni 2017 menjadi Rp 10,64 triliun sepanjang bulan Juli 2017.
Adapun pada periode 1-18 Agustus 2017, tercatat asing melakukan penjualan mencapai Rp 3,08 triliun. Menurutnya, salah satu pemicu keluarnya investor asing dari pasar saham Indonesia disinyalir didorong oleh tingginya P/E ratio (price to earning ratio/PER) yang pada bulan Juli 2017 berada pada level 11,14 kali. PER menjadi patokan investor untuk menentukan harga wajar saham perusahaan
"Investor asing terus melakukan aksi profit taking menyusul valuasi yang tidak murah di saham Indonesia," ujar Dienda.