KATADATA ? Indeks harga saham gabungan (IHSG) secara beruntun turun setelah Presiden Joko Widodo mengkritik lembaga keuangan internasional dalam forum Konferensi Asia Afrika (KAA) ke-60 pada Rabu (22/4) lalu.
Kinerja indeks tidak terlepas dari dua peristiwa besar yang terjadi di Tanah Air dalam sepekan terakhir. Yakni, pertemuan forum bisnis dunia, World Economic Forum (WEF) dan Konferensi Asia Afrika (KAA) ke-60 yang pelaksanaannya hampir berbarengan.
Dalam dua pertemuan tersebut, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan pidato yang justru saling bertolak belakang. Ini yang dinilai investor sebagai sinyal ketidakkonsistenan pemerintah.
Saat berpidato di depan forum bisnis pada 20 April, misalnya, Jokowi secara resmi menyatakan mengundang investor untuk datang ke Indonesia. ?Jika Anda ada masalah, silakan telepon saya,? kata Presiden dalam pertemuan itu.
Pidato Jokowi tersebut langsung direspons positif oleh pelaku pasar dengan kenaikan IHSG sebesar 1,1 persen ke posisi 5460,6 pada Selasa (21/4).
Tapi, pernyataan Presiden itu berkebalikan dalam pidato di forum KAA, Rabu (22/4). Di depan pemimpin Asia Afrika, Jokowi mengkritik keras keberadaan lembaga internasional, seperti Dana Moneter Internasional (IMF), Bank Dunia, dan Bank Pembangunan Asia (ADB).
Selama konferensi pun, Jokowi cenderung mendekat ke Cina, terutama untuk menggarap proyek-proyek infrastruktur. Alhasil, setelah pidato di forum KAA, indeks secara perlahan turun dan puncaknya terjadi kemarin. Secara akumulatif, sejak Jokowi berpidato di forum KAA hingga Senin (27/4), IHSG turun 3,9 persen.
(Baca: Kinerja IHSG yang Terendah Sejak Jokowi Presiden)
Menurut analis First Asia Capital David Nathanael Sutyanto, pidato Jokowi tersebut memberikan pengaruh kepada investor. Namun, yang jadi fokus utama pelaku pasar sebetulnya pembangunan infrastruktur yang belum berjalan. Apalagi, ada indikasi perlambatan pertumbuhan ekonomi.
?Sentimen IMF mungkin bermain. Tapi dalam hal ini saya tidak ingin berspekulasi. Fakta yang terjadi adalah memang Indonesia melambat, dan perlambatan itu memang membuat estimasi laba dan yang lain, menjadi tidak tercapai,? kata dia kepada Katadata, Selasa (28/4).
Sementara itu, Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengatakan, laporan keuangan beberapa emiten yang di bawah eksepktasi pasar direspons negatif oleh pasar. (Baca: IHSG Anjlok Terimbas Pertumbuhan Ekonomi yang Melambat)
?Kebanyakan investor punya ekspektasi (kalau) kebanyakan perusahaan labanya lebih tinggi, ternyata kuartal I banyak laba yang di bawah perkiraan,? kata dia seusai menghadiri acara ?Tropical Summit 2015: Global Investment Opportunity? di Jakarta, Selasa (28/4).
Analis Worri Korindo Reza Priyambada mengatakan, realisasi penyerapan anggaran infrastruktur yang masih kecil menunjukkan janji pemerintah belum berjalan. Ini juga menjadi indikasi akan adanya perlambatan pertumbuhan ekonomi.
Menurut dia, pasar tak terlalu menanggapi negatif pernyataan Jokowi terkait peran Bank Dunia dan IMF terhadap pembangunan infrastruktur. Dalam pendanaan infrastruktur, kata dia, pemerintah bisa menerbitkan surat utang, apalagi portofolio pemerintah dinilai masih baik bagi investor.
?Saya rasa masih bisa pendanaan dari menerbitkan surat utang. Pasar juga nggak melihat itu (pernyataan Jokowi) sebagai masalah. Kecuali, kalau hubungannya tidak baik,? tutur Reza.
Dalam perdagangan hari ini, hingga pukul 14.54, IHSG tercatat sudah terkoreksi 1,4 persen ke posisi 5173,1. Ini sekaligus posisi terendah sejak akhir 2014.