KATADATA ? Pencatatan saham perdana PT Blue Bird Tbk disambut positif oleh para investor. Perusahaan taksi ini langsung mencatatkan kenaikan harga saham perdana sebesar Rp 600, menjadi Rp 7.100 per saham dari sebelumnya Rp 6.500 per saham.
Setelah dibuka, harga saham Blue Bird sempat menyentuh level tertinggi hingga Rp 8.175 per saham. Sedangkan level terendahnya mencapai Rp 6.900. Saham ini ditransaksikan lebih dari 1.500 kali, dengan volume 10 juta saham. Hingga pukul 10.00 WIB, harga saham Blue Bird sudah naik 13,85 persen ke harga Rp 7.400 per saham. (Baca: IPO Blue Bird Terkendala Kasus Hukum dan Valuasi Saham)
Dengan pencatatan sahan perdana (initial public offering/IPO) ini, Blue Bird mengharapkan mendapat dana segar sebesar Rp 2,447 triliun. "Tujuan utama bagi kami, memberi kesejahteraan bagi semua. Dengan IPO ini, kami berharap bisa memenuhi tujuan itu," ujar Direktur Utama Blue Bird Purnomo Prawiro, di BEI, Jakarta, Rabu (5/11).
Blue Bird menjadi emiten ke-19, yang mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun ini. Adapun jumlah saham yang dilepas sebanyak 376,5 juta lembar saham, atau 15 persen dari modal ditempatkan dan modal disetor penuh. (Baca: Blue Bird Pangkas Target IPO)
Purnomo mengatakan sebanyak 53,04 persen dari hasil IPO akan digunakan untuk melunasi pinjaman. Sedangkan 46,96 persen sisanya, untuk membiayai belanja modal perseroan dan entitas anak usaha.
Perseroan menunjuk PT Credit Suisse Securities Indonesia, PT Danareksa Sekuritas, PT UBS Securities Indonesia. Sebelumnya, Blue Bird sudah melakukan roadshow di 7 kota yakni Jakarta, Kuala Lumpur, Singapura, Hongkong, London, New York, dan Boston. Pada akhir masa book building, saham perseroan mengalami kelebihan permintaan (oversubscribed) beberapa kali.