Saham Bank Masih Jadi Sasaran Jual Asing, IHSG Sesi I Anjlok 1,24%

ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/hp.
IHSG sesi I Selasa (12/5) turun 1,24% salah satunya dipicu kaburnya dana asing dari pasar saham. Saham-saham bank masih jadi sasaran jual investor asing.
Penulis: Ihya Ulum Aldin
12/5/2020, 13.18 WIB

Indeks harga saham gabungan (IHSG) anjlok hingga 1,24% menyentuh level 4.581,66 pada perdagangan sesi pertama Selasa (12/5). Koreksi indeks salah satunya dipengaruhi aliran modal asing yang kembali lari dari pasar saham.

Pada sesi pertama, investor asing melakukan penjualan saham dengan nilai bersih (net sell) di seluruh pasar mencapai Rp 515,84 miliar. Tekanan jual investor asing sudah terjadi sejak awal tahun ini.

Adapun investor asing terpantau paling banyak melepas saham-saham perbankan. Paling besar yaitu saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dengan net sell Rp 224,85 miliar. Saham ini pun turun hingga 3,05% menjadi Rp 2.540 per saham.

Saham bank lainnya yang dilepas oleh asing yaitu saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dengan net sell sebesar Rp 81,29 miliar. Saham bank swasta terbesar di Indonesia ini turun hingga 3,4% menjadi Rp 25.575 per saham.

(Baca: Ditopang Efek Pelonggaran Lockdown AS, IHSG Diprediksi Naik Lagi)

Saham bank berikutnya yang dilego oleh asing yaitu PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), dimana asing menarik dananya senilai Rp 66,95 miliar. Saham bank milik pemerintah ini pun anjlok hingga 3,78% menjadi Rp 4.070 per saham.

Akibat arus modal asing yang keluar pada saham-saham perbankan, sektor finansial pada sesi pertama ini pun turun 2,62%, menjadi yang terbesar di antara sektor-sektor lainnya. Selain tiga saham di atas, sama PT Sinarmas Multiartha Tbk (SMMA) juga turun 3,45% di Rp 11.200 per saham menjadi penyebabnya.

Adapun mayoritas bursa saham di kawasan Asia juga melaju di zona merah. Indeks Shanghai Composite di Tiongkok turun 0,59%, indeks Hang Seng di Hong Kong turun 1,78%, indeks Kospi Korea Selatan turun 0,45%, indeks Straits Times di Singapura turun 1,16%. Ho Chi Minh Stock di Vietnam turun 0,15% dan PSEi di Filipina juga turun 0,29%.

Meski begitu, memang beberapa bursa Asia lainnya naik seperti indeks Nikkei 225 di Jepang yang naik tipis 0,01% dan FTSE Bursa Malaysia naik 0,12% sejauh berita ini ditulis. Begitu pula dengan Thai Index SE di Thailand yang bergerak naik 0,41%.

(Baca: Penuhi Ketentuan Modal, Bank Yudha Bhakti Jual 1,32 Miliar Saham Baru)

Pada sesi pertama perdagangan hari ini, total volume saham yang diperjual-belikan mencapai 3,46 miliar unit saham dengan nilai transaksi Rp 3,21 triliun. Saham yang melaju di zona merah sebanyak 265 saham, 105 saham melaju di zona hijau, dan 126 saham sisanya stagnan.

Penurunan indeks hari ini sejalan dengan prediksi analis Artha Sekuritas Indonesia Dennies Christoper Jordan. Menurutnya, pergerakan masih akan terbatas dikarenakan minimnya sentimen dari dalam negeri.

Selain itu, investor masih cenderung wait and see menanti perkembangan terkait pemulihan perekonomian. "Di sisi lain, ada potensi sentimen negatif dari belum redanya penyebaran Covid-19," katanya.

(Baca: Skema Tak Memuaskan, Nasib Nasabah Minna Padi Makin Tak Jelas)

Reporter: Ihya Ulum Aldin