Imbas Akuisisi Pinehill, Investor Asing Obral Saham Grup Indofood

ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/foc.
Saham dua emiten grup Indofood, PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) dan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) hari ini, Kamis (28/5), dilepas investor asing hingga Rp 405,8 miliar.
Penulis: Happy Fajrian
28/5/2020, 19.07 WIB

Investor asing ramai-ramai melepas dua saham emiten grup Indofood, PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) dan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP). Total modal asing yang kabur dari kedua saham itu hari ini, Kamis (28/5), mencapai Rp 405,81 miliar di seluruh pasar.

Adapun modal asing paling besar keluar dari saham ICBP yakni sebesar Rp 342,08 miliar, sedangkan dari saham perusahaan induknya, INDF hanya Rp 63,73 miliar.

Padahal harga kedua saham ini sempat berbalik naik alias rebound pada perdagangan pagi ini, setelah dua hari perdagangan berturut-turut sebelumnya terjun hingga ke batas auto rejection bawah (ARB). Selama dua hari tersebut saham INDF anjlok hingga 12,8%, sedangkan ICBP amblas 13,3%.

Sedangkan hari ini saham INDF sempat naik 8,04% ke level Rp 6.050 per saham namun ditutup pada level Rp 5.675 atau hanya naik 1,34%. Sama halnya dengan saham ICBP yang sempat naik 3% ke level Rp 8.575 per saham namun berakhir di posisi yang sama dengan penutupan sebelumnya Rp 8.325.

(Baca: Imbas Akuisisi Pinehill, Investor Antre Jual Dua Saham Grup Indofood)

Sepanjang hari ini saham ICBP ditransaksikan sebanyak 204,45 juta saham dengan nilai Rp 1,67 triliun. Artinya saham ini diperdagangkan pada harga rata-rata Rp 8.167,6 per saham. Sedangkan saham INDF ditransaksikan sebanyak 81,13 juta unit dengan nilai Rp 464,34 miliar atau Rp 5.723,5 per saham.

Sebelumnya investor juga terpantau mengantre untuk melepas kepemilikannya pada dua saham ini. Aksi jual ini merespon rencana Indofood CBP untuk mengakuisisi secara penuh perusahaan produsen mi instan Indomie di Afrika, Timur Tengah, dan beberapa negara Eropa Tenggara, Pinehill Company Limited.

ICBP akan mengakuisisi Pinehill Co. Ltd. dari Pinehill Corpora dan Steele Lake yang masing-masing menggenggam saham sebesar 51% dan 49%, dengan nilai US$ 2,99 miliar atau sekitar Rp 44,6 triliun (asumsi kurs Rp 14.900 per dolar).

Reaksi negatif investor terhadap akuisisi Pinehill lantaran iCBP akan membiayai transaksi ini sebagian besar dengan utang perbankan, yakni sekitar Rp 40 triliun, dan sisanya Rp 4,5 triliun atau US$ 300 juta berasal dari kas perusahaan.

(Baca: Jejak Anthoni Salim di Pinehill, Perusahaan yang Dicaplok Indofood CBP)

Analis Mirae Sekuritas Indonesia Mimi Halimin mengatakan bahwa reaksi negatif investor karena di tengah kondisi yang tidak menentu dan perekonomian yang lesu ini, investor akan lebih memilih untuk berinvestasi di perusahaan yang memiliki neraca keuangan yang kuat.

Jika transaksi ini rampung, maka utang perusahaan bakal melonjak signifikan, sekaligus menaikkan profil risiko keuangannya. “Menurut perhitungan kami debt to equity ratio (DER) ICBP akan naik menjadi 1x dibandingkan 0,1x pada akhir kuartal I 2020,” ujar Mimi.

Padahal secara bisnis, dengan akuisisi ini ICBP dapat mengakses pasar yang lebih luas di delapan negara Pinehill Co. Ltd. beroperasi dengan populasi lebih dari 550 juta orang. Delapan negara tersebut yaitu Arab Saudi, Mesir, Nigeria, Kenya, Serbia, Turki, Ghana, dan Maroko.

Selain itu ICBP juga dapat mengakses pasar di sekitar delapan negara tersebut dengan jumlah populasi total yang berpotensi menjadi pasar perusahaan mencapai 885 juta orang.

(Baca: Caplok Pinehill, Anak Usaha Indofood Perluas Pasar ke Afrika dan Eropa)