Kembangkan Vaksin Corona dengan Genexine, Saham Kalbe Farma Jatuh 1,8%
Harga saham PT Kalbe Farma Tbk pada sesi pertama perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pagi ini turun 1,77% ke level Rp 1.390 per saham.
Padahal pekan lalu harga saham perusahaan farmasi berkode emiten KLBF ini sempat melonjak pasca-diumumkannya kerja sama pengembangan vaksin virus corona dengan perusahaan farmasi Korea Selatan Genexine, Inc. pada Rabu (27/5).
Harga saham KLBF pun lompat hingga 7,2% dari Rp 1.320 pada Kamis (27/5) menjadi Rp 1.415 per saham pada penutupan perdagangan Jumat (29/5).
“Kenaikan harga saham KLBF tersebut karena pengumuman penandatanganan Mou dengan Genexine untuk mengembangkan vaksin Covid-19. KLBF dan Genexine sepakat untuk melakukan uji klinis vaksin GX-19 di Indonesia,” kata analis Mirae Asset Sekuritas, Mimi Halimin, dalam risetnya.
(Baca: Gandeng Korsel, Kalbe Farma Uji Klinik Vaksin Corona Juni 2020)
Adapun vaksin tersebut akan dikembangkan melalui konsorsium yang terdiri dari Genexine, Binex, International Vaccine Institute (IVI), GenNBio, Korea Advanced Institute of Science & Technology (KAIST), dan Pohang University of Science & Technology (POSTECH).
Berdasarkan rilis yang disampaikan Kalbe Farma melalui keterbukaan informasi, uji klinis tersebut akan dimulai bulan ini, Juni 2020.
“Kerja sama pengembangan vaksin Covid-19 ini merupakan kontribusi Kalbe untuk membantu pemerintah mengatasi pandemi corona di Indonesia,” kata Direktur Kalbe Farma, Sie Djohan.
Adapun vaksin ini sendiri telah diujicobakan kepada primata, dan telah terbukti mampu menghasilkan antibodi yang dapat menetralisir virus corona. Sehingga tahap berikutnya yaitu pengujian kepada manusia.
(Baca: Pacu Kinerja Kuartal II, Kalbe Farma Andalkan Produk Obat Tanpa Resep)
Selain dengan pihak-pihak yang tergabung dalam konsorsium, yang telah membentuk PT Kalbe Genexine Biologic (KGBio), perusahaan juga bakal melibatkan lembaga pemerintah dalam mengembangkan vaksin ini.
“Sehinggga proses penelitiannya berjalan lancar dan hasilnya dapat dimanfaatkan untuk kepentingan kesehatan masyarakat Indonesia,” kata Sie Djohan.
Saham KLBF mengawali perdagangan pagi ini dengan fluktuatif. KLBF dibuka langsung anjlok 3,53% ke level Rp 1.365 dan turun lebih dalam 6,71% ke level Rp 1.320 tak lama setelah perdagangan dimulai. Setelah itu harganya berbalik naik ke jalur hijau, naik 0,71% ke level Rp 1.425 per saham dan kembali turun ke level Rp 1.390.
Adapun hingga berita ini ditulis investor telah mentransaksikan 35,78 juta saham KLBF dengan nilai total Rp 49,28 miliar. Sementara itu investor asing membukuan penjualan bersih (net sell) saham ini sebesar Rp 51,91 miliar di seluruh pasar.
(Baca: Atasi Pandemi Corona, Kalbe Farma Siapkan Bantuan Senilai Rp 25 Miliar)
Mimi mengatakan bahwa kerja sama ini akan berdampak positif pada kinerja KLBF. Meski dalam jangka pendek belum akan terasa dampaknya terhadap kinerja keuangan Kalbe Farma.
“Kami tetap positif terhadap KLBF karena kami percaya di tengah pandemi Covid-19, KLBF sebagai perusahaan kesehatan akan meraup keuntungan karena konsumen semakin sadar untuk menjaga kesehatan,” kata Mimi.
Dia pun memprediksi tahun ini Kalbe Farma dapat meraup laba bersih sebesar Rp 2,7 triliun atau tumbuh 5,7% secara tahunan atau year on year (yoy). “Kami mempertahanan rekomendasi trading buy saham KLBF dengan target harga Rp 1.650,” kata Mimi melanjutkan.
(Baca: Rusia akan Uji Klinis vaksin COVID-19 Pertengahan Juni)