Topang Kenaikan IHSG 1,75%, Harga Saham Bank BUMN Melonjak hingga 12%
Indeks harga saham gabungan atau IHSG ditutup dengan kenaikan 1,75% ke level 4.986,73 pada perdagangan Rabu (24/6). Kenaikan indeks dalam negeri ditopang saham-saham perbankan, terutama saham empat bank BUMN yang melejit hingga 12%.
Kenaikan harga saham bank pelat merah ditopang oleh keputusan pemerintah untuk menempatkan dananya sebesar Rp 30 triliun di keempat bank miliknya. Keempat bank pelat merah ini akan berperan sebagai bank jangkar untuk membantu likuiditas perbankan dan pemulihan ekonomi nasional.
Analis Reliance Sekuritas Lanjar Nafi mengatakan bahwa keputusan pemerintah ini mengembalikan optimisme di industri perbankan sehingga mendorong harga sahamnya.
“IHSG mengembalikan koreksi yang terjadi pada perdagangan beberapa hari sebelumnya. Optimisme tumbuh pada sektor perbankan,” ujar Lanjar dalam risetnya sore ini.
(Baca: Sri Mulyani Teken Aturan Bantu Likuiditas Bank, IHSG Sesi I Naik 1,8%)
Adapun di antara empat bank BUMN, saham Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) naik paling tinggi hingga 11,98% ke level Rp 1.215 per saham. Kemudian saham Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) melesat 8,22% ke Rp 4.740, saham Bank Mandiri Tbk (BMRI) lompat 7,52% ke Rp 5.150, dan saham Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) naik 3,65% ke Rp 3.120.
Sementara itu indeks sektor keuangan naik 3,2% dan menjadi pendorong laju kenaikan IHSG. Selain empat saham bank BUMN, saham-saham lain yang menopang kenaikan sektor ini di antaranya Sinar Mas Multiartha Tbk (SMMA) yang naik 9,64% ke Rp 16.500, Mandala Multifinance Tbk (MFIN) naik 6,43% ke Rp 910, serta Bank Mayapada Internasional Tbk (MAYA) naik 4,84% ke Rp 6.500 per saham.
Sektor lainnya yang juga menopang laju IHSG yaitu aneka industri naik 1,55%, konsumer naik 0,93%, Manufaktur 0,87%, tambang 0,67%, serta infrastruktur 1,24%, perdagangan 1,48%, dan properti 1,16%. Sedangkan sektor pertanian turun 0,73%.
Adapun nilai transaksi di bursa hari ini mencapai Rp 9,75 triliun dari 8,47 miliar saham yang diperdagangkan investor. Sebanyak 245 saham naik, 159 saham turun, dan selebihnya tak bergerak. Dana asing terpantau masih mengalir keluar sebesar Rp 250,74 miliar, mayoritas melalui pasar negosiasi/tunai sebesar Rp 238,94 miliar.
(Baca: Sri Mulyani Pindahkan Dana Pemerintah dari BI ke Bank Himbara Rp 30 T)
Sementara itu mayoritas bursa saham utama di Asia ditutup lebih rendah, seperti indeks Hang Seng Hong Kong yang turun 0,5%, Straits Times Singapura merosot 0,4%, Nikkei turun tipis 0,07%. Sedangkan Kospi Korea Selatan naik 1,42% diikuti Shanghai Composite 0,3%.
Sedangkan bursa saham Eropa membuka perdagangan dengan terkoreksi cukup dalam. Indeks Eurostoxx turun -1,29%, FTSE Inggris merosot 1,54%, dan DAX Jerman turun 1,41%).
Koreksi bursa Asia dan Eropa karena investor menimbang aset berisiko ditengah percepatan kasus virus gelombang kedua diseluruh dunia. Investor cenderung menunggu rilis proyeksi pertumbuhan 2020 oleh Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF).
(Baca: Periode Tiga Bulan Habis, 14 Emiten Batalkan Rencana Buyback Saham)