Indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup meroket hingga 1,99% menyentuh level 5.462,73 pada perdagangan Selasa (10/11). Investor asing hari ini, mencatatkan beli bersih mencapai Rp 1,8 triliun di seluruh pasar, hal yang jarang terjadi sepanjang tahun ini. Mereka memborong saham-saham perbankan, terutama Bank BRI.

Analis Panin Sekuritas William Hartanto mengatakan masuknya investor asing ke pasar saham dalam negeri ini merupakan efek dari kemenangan Joe Biden dalam kontestasi Pemilihan Umum Presiden Amerika Serikat. Suara elektoralnya, lebih tinggi dibandingkan lawan politiknya yang juga petahan Donald Trump.

"Salah satu program kerjanya (Biden) adalah menaikkan pajak, sehingga aliran dana keluar dari Amerika Serikat dan masuk ke negara berkembang," kata William kepada Katadata.co.id, Selasa (10/11).

Hal senada juga disampaikan oleh Direktur Riset dan Investasi Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus. Menurutnya kemenangan Joe Biden bisa membuat aliran dana keluar dari negara Paman Sam tersebut. Biden yang sosialis, berpotensi meningkatkan pajak perusahaan di AS.

"Kalau pajak tinggi, akan membebani kinerja emiten di AS. Berarti negara berkembang akan kecipratan, tidak terkecuali Indonesia yang kecipratan capital inflow. Apalagi ada dukungan omnibus law," ujar Nico.

Investor asing hari ini terlihat memborong saham-saham perbankan. Terbesar, asing melakukan pembelian pada saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dengan nilai bersih mencapai Rp 1,2 triliun. Saham bank pelat merah ini pun ditutup meroket hingga 8,4% menyentuh harga Rp 4.000 per saham.

Selain itu, investor asing juga memborong saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dengan nilai bersih Rp 458,9 miliar. Saham bank swasta terbesar di Indonesia ini pun ditutup menguat hingga 3,1% menyentuh harga Rp 32.400 per saham.

Saham bank lainnya adalah PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), dimana asing melakukan pembelian dengan nilai bersih Rp 146,3 miliar di pasar reguler. Saham Bank Mandiri pun tercatat menguat hingga 3,66% menjadi ada di harga Rp 6.375 per saham.

Berdasarkan data RTI Infokom, total nilai transaksi di pasar saham dalam negeri hari ini saja mencapai Rp 15,42 triliun yang berasal dari perdagangan 16,14 miliar unit saham. Penguatan terjadi pada 275 saham, sementara 178 saham ditutup di zona merah, dan 158 saham lainnya ditutup tidak ada perubahan harga.

Ketiga saham bank yang disebutkan tadi, BBRI, BBCA, dan BMRI menjadi saham dengan nilai transaksi paling besar. BBRI ditransaksikan senilai Rp 2,2 triliun, BBCA senilai Rp 1,2 triliun, dan BMRI senilai Rp 797,3 miliar.

Nico mengatakan, penguatan IHSG hari ini tidak hanya karena sentimen Pilpres Amerika Serikat saja. IHSG mendapat angin positif dari perkembangan vaksin Covid-19 yang di kembangan oleh Pfizer Inc dan BioNTech SE. Dikatakan, vaksinnya dapat mencegah 90% infeksi dalam penelitian, dimana vaksin sudah diberikan ke puluhan ribu sukarelawan.

"Setelah Biden, vaksin akan mencoba memberikan kekuatan kedua bagi IHSG. Ini merupakan kemajuan yang sungguh menggembirakan sejauh ini terhadap harapan vaksin. Namun tetap hati-hati, karena ini akan menjadi momen yang tepat untuk profit taking (ambil untung)," kata Nico.