50 Emiten IPO di Tengah Pandemi, Tahun Depan Diramal Kian Semarak

Adi Maulana Ibrahim|Katadata
Bursa Efek Indonesia.
Penulis: Ihya Ulum Aldin
18/12/2020, 19.46 WIB

Di tengah pandemi Covid-19, perusahaan yang mencari pendanaan melalui skema penawaran saham perdana ke publik alias initial public offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia terus bertambah. Sepanjang tahun ini, setidaknya sudah ada 50 emiten yang melakukan IPO.

Berdasarkan pipeline yang ada di bursa, masih ada sekitar 17 perusahaan lagi yang siap untuk melantai. Dari total tersebut, 8 perusahaan diperkirakan siap IPO di sisa tahun ini, sedangkan 9 perusahaan bakal melantai pada tahun depan.

Jika perkiraan bursa terbukti, maka bakal ada 58 emiten yang IPO tahun ini. Artinya, secara jumlah, capaian IPO berpotensi lebih banyak dari capaian 2019 yang sebanyak 55 emiten. Lalu, bagaimana dengan prediksi jumlah IPO pada 2021 mendatang?

Analis Panin Sekuritas William Hartanto mengatakan emiten yang mencari pendanaan di pasar modal melalui IPO bisa kembali ramai. Kondisi pasar modal yang mulai kembali membaik tahun depan, setelah hampir sepanjang tahun ini mengalami koreksi akibat pandemi Covid-19.

"Untuk pendanaan, IPO di saat market bullish akan mempermudah untuk keperluan tersebut. Jadi, bisa di atas 50 emiten," kata William kepada Katadata.co.id, Jumat (18/12).

Analis Kiwoom Sekuritas Sukarno Alatas juga menilai IPO tahun depan, secara kuantitas, memiliki peluang lebih banyak dari tahun ini. "Hal itu disebabkan oleh pemulihan ekonomi yang terjadi karena vaksin Covid-19 sudah ada," ujarnya.

Direktur Riset dan Investasi Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus juga mengatakan jumlah IPO tahun depan berpotensi lebih banyak dari tahun ini karena ada ekspektasi dan harapan akan pemulihan ekonomi. Meski begitu, Nico menilai, jumlah IPO bukan yang utama untuk diperhatikan.

Ia mengatakan, kualitas perusahaan-perusahaan yang melantai di pasar saham juga sama pentingnya. Kualitas yang dimaksud oleh Nico yaitu dari segi fundamental perusahaan dan potensi pertumbuhannya. "Ini bukan hanya bicara masalah kuantitas," kata Nico.

Menurutnya, fundamental emiten di bursa berhubungan dengan kenyamanan pelaku pasar untuk melakukan investasi. Tujuan semakin banyaknya IPO di pasar saham yaitu untuk mendiversifikasi portofolionya. Sehingga, jangan sampai secara kuantitas semakin banyak, tapi kualitasnya rendah.

"Ini bicara potensial growth-nya, valuasi fundamentalnya, market share yang dimiliki, bisnisnya. Jadi ini bukan bicara mengenai jumlahnya. Kalau jumlahnya besar tapi habis harganya sahamnya jadi gocap (Rp 50)?" kata Nico.

Ia pun menegaskan, kualitas IPO bukan dilihat dari nilai fundraising perusahaanya. Sehingga, tidak masalah perusahaan kecil melakukan IPO asalkan memiliki potensi pertumbuhan yang baik.

Nilai pengumpulan dana atau fundraising 50 emiten tahun ini senilai Rp 5,89 triliun, jauh lebih rendah dibandingkan 55 emiten tahun lalu yang mencapai Rp 14,77 triliun. Tahun ini, PT Metro Healthcare Indonesia Tbk (CARE) merupakan emiten yang mencatatkan fundraising paling besar yaitu Rp 1,03 triliun.