Belum Final, OJK dan BEI Simulasi Aturan Penurunan Satuan Lot Saham

ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/wsj.
Investor memantau perdagangan saham melalui gawainya di Jakarta, Jumat (13/11/2020).
Penulis: Ihya Ulum Aldin
Editor: Lavinda
9/4/2021, 16.00 WIB

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mendukung rencana Bursa Efek Indonesia (BEI) yang akan menetapkan kebijakan penurunan jumlah saham dalam satu lot. Saat ini, satu lot setara dengan 100 lembar saham.

Deputi Komisioner Pengawas Pasar Modal II OJK Yunita Linda Sari mengatakan, rencana penurunan jumlah saham dalam satu lot masih dalam kajian dengan pihak BEI sebagai pihak yang akan mengeluarkan peraturan soal lot saham.

"Memang belum final, tapi memang kami lihat, sedang simulasi, dan (melihat) kecenderungan di pasar kita nanti seperti apa," kata Yunita di Nusa Dua, Bali, Jumat (9/4).

Terkait jumlah satu lot yang baru, Yunita mengatakan perlu melihat analisis studi terlebih dahulu. Hingga saat ini, belum ada diskusi lebih lanjut dengan Bursa terkait dengan besaran jumlah saham dalam satu lot.

Direktur Perdagangan dan Anggota Bursa BEI Laksono Widodo mengatakan, kebijakan tersebut masih belum diterapkan saat ini. Pasalnya, Bursa masih menunggu penerapan aturan baru perdagangan seperti penutupan kode broker dan domisili.

"Alasan penerapan (penurunan jumlah saham dalam satu lot) supaya pasar modal ekuitas semakin mudah diakses untuk semua kalangan," kata Laksono.

Berdasarkan data OJK, hingga akhir Februari 2021, jumlah single investor identification (SID) investor di pasar modal mencapai 4,51 juta, naik dari 2,48 juta per 2019. Dari total tersebut, 99% di antaranya merupakan investor ritel.

Dari total jumlah SID investor tersebut, 57% berusia di bawah 30 tahun, lalu diikuti usia di rentang 31-40 tahun sebesar 22%. Dari tingkat pendidikannya, 50,42% hanya setingkat SMA, sedangkan tingkat sarjana sebanyak 37,92% dari total investor.

Komisaris BEI Pandu Sjahrir menjelaskan, investor saham saat ini semakin muda dan mayoritas belum berpendapatan besar. "Kami pelajari hal ini agar bisa merangkul investor awal dan muda," kata Pandu dalam Webinar Next Gen Summit 2021: Kemerdekaan Finansial, Rabu (7/4).

Pihaknya saat ini masih menghitung angka yang tepat untuk mengubah satuan lot saham. "Apakah itu nanti absolut atau yang lainnya sedang diperhitungkan," ujarnya.

Ia menekankan, perubahan satuan lot tidak dapat dilakukan dengan gegabah. Dampak terhadap perusahaan pemilik saham juga harus dipikirkan.

Reporter: Ihya Ulum Aldin