Indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup turun 0,09% menjadi di level 5.980 pada perdagangan sesi pertama, Kamis (1/7). Padahal, indeks saham nasional sempat menyentuh level 6.039 pada awal perdagangan atau menguat 0,89% dibanding penutupan kemarin.
Penurunan tersebut berlangsung tak lama setelah Presiden Joko Widodo mengumumkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) darurat mikro. Pembatasan untuk memutus rantai penularan Covid-19 ini akan berlaku mulai Sabtu, 3 Juni - Selasa, 20 Juni 2021.
Jokowi menyampaikan bahwa PPKM darurat akan berlaku di Jawa dan Bali. Keputusan ini diambil Presiden setelah berdiskusi dengan para Menteri, ahli kesehatan, serta kepala daerah.
"PPKM ini akan meliputi pembatasan aktivitas masyarakat yang lebih ketat dari yang berlaku," kata Jokowi dalam keterangan pers secara virtual, Kamis (1/7).
Meski kinerja IHSG langsung turun setelah pengumuman PPKM darurat mikro, potensi IHSG untuk kembali menguat hingga akhir tahun ini masih terbuka lebar. Menurut Direktur Riset dan Investasi Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus, probabilitas kenaikan IHSG terbilang masih cukup besar.
"Kami sendiri masih memproyeksikan bahwa IHSG akan berada di 6.480 pada akhir tahun 2021," kata Nico kepada Katadata.co.id, Kamis (1/7).
Nico mengatakan kenaikan kasus Covid-19 dan potensi pembatasan tersebut hanya menjadi sentimen negatif dalam jangka pendek. Dalam jangka waktu menengah hingga panjang ia melihat IHSG memiliki kekuatan yang lebih besar untuk menguat.
"Kita belajar, bangsa ini belajar, untuk menjadi lebih kuat dari kondisi Covid-19 pada Maret 2020," kata Nico.
Data Perdagangan Sesi Pertama
Sepanjang perdagangan pasar saham sesi pertama, total volume saham yang ditransaksikan sebanyak 10,45 miliar unit saham dengan nilai transaksi mencapai Rp 6,33 triliun. Tercatat, terdapat 213 saham yang bergerak menguat, lalu 256 saham lainnya ada di zona merah, dan 155 saham lainnya stagnan.
Indeks sektor infrastruktur menjadi yang turun paling besar di antara sektor-sektor lainnya yaitu 1,63%. Saham dengan nilai kapitalisasi pasar paling besar yaitu PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) turun hingga 1,59% menjadi Rp 3.100 per saham.
Selain itu, saham PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) juga mengalami penurunan sebesar 2,8% menjadi Rp 3.120 per saham. Masih di sektor yang sama, saham PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) juga turun hingga 1,21% menjadi Rp 1.225 per saham.
Meski begitu, masih terdapat sektor yang mengalami penguatan di sesi pertama ini, paling tinggi adalah non-cyclical yang naik 0,82%. Saham PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) yang memiliki nilai kapitalisasi pasar terbesar, ditutup naik 1,52% menjadi Rp 5.025 per saham.
Secara umum, saham yang tercatat turun paling signifikan berdasarkan data RTI Infokom adalah PT Saraswanti Anugerah Makmur Tbk (SAMF) sebesar 6,98% menjadi Rp 800 per saham. Lalu ada saham PT Triniti Dinamik Tbk (TRUE) yang pada hari ini turun hingga 6,94% menjadi Rp 456 per saham.
Sementara itu, saham yang naik paling signifikan sejauh perdagangan ini adalah PT Mitra Investindo Tbk (MITI) yang naik hingga 34,21% menjadi Rp 153 per saham.
Diikuti oleh PT Star Pacific Tbk (LPLI) yang harga sahamnya naik hingga 25% menjadi Rp 340 per saham. Saham PT Multistrada Arah Sarana Tbk (MASA) juga mengalami kenaikan 25% menjadi Rp 1.600 per saham.
Investor asing pada perdagangan sesi pertama ini mencatatkan jual dengan nilai bersih Rp 13,45 miliar di seluruh pasar. Penjualan banyak dilakukan di pasar negosiasi dan tunai dengan nilai jual bersih Rp 12,36 miliar. Sedangkan di pasar reguler jual bersih Rp 1,09 miliar.
Berdasarkan data RTI Infokom, saham yang dijual oleh investor asing paling besar adalah PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM), dimana nilai jual bersihnya Rp 79,21 miliar. Saham perusahaan milik pemerintah ini pun ditutup turun 1,59% ke Rp 3.100 per saham.