Saham Bukalapak atau PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) melorot 6,74% menjadi Rp 830 pada perdagangan Rabu (18/8), atau berada di bawah harga penawaran umum perdana Rp 850. Siapa dalang dibalik penjualan saham unicorn pertama yang melantai di bursa nasional ini?
Berdasarkan data aplikasi IPOT, anggota bursa yang melakukan penjualan dengan nilai bersih paling besar terhadap saham Bukalapak adalah OCBC Sekuritas Indonesia dengan kode TP. Dalam sehari, OCBC Sekuritas melayani penjualan saham Bukalapak dengan nilai bersih Rp 52,5 miliar di harga rata-rata Rp 830 per saham.
Sekuritas berikutnya yang melakukan penjualan adalah Buana Capital Sekuritas dengan kode RF. Sekuritas ini melayani penjualan terhadap saham Bukalapak dengan nilai jual bersih Rp 51,2 miliar dengamn harga rata-rata Rp 865 per saham.
Adapun, Buana Capital Sekuritas merupakan penjamin pelaksana emisi efek Bukalapak saat melakukan IPO pada 6 Agustus 2021. Bersama PT Mandiri Sekuritas, Buana Capital Sekuritas menyelenggarakan dan melakasanakan penawaran umum ini.
Credit Suisse Sekuritas Indonesia dengan kode broker CS juga menjadi salah satu sekuritas yang melayani penjualan saham Bukalapak. Dalam sehari, penjualan melalui sekuritas ini nilai bersihnya mencapai Rp 34 miliar dengan harga rata-rata Rp 830 per saham.
Investor juga melakukan penjualan saham Bukalapak melalui Maybank Kim Eng Sekuritas dengan kode ZP pun. Nilai jual bersih saham Bukalapak melalui Maybank, nilainya bersihnya Rp 33,8 miliar di harga rata0rata Rp 831 per saham.
Pada urutan kelima, Indo Premier Sekuritas dengan kode broker PD menjadi yang terbanyak berikutnya menerima permintaan jual. Nilai jual bersih saham Bukalapak melalui Indo Premier nilainya mencapai Rp 33,5 miliar dengan harga rata-rata Rp 833 per saham.
Menanggapi hal tersebut, VP Corporate Affairs Bukalapak Siti Sufintri Rahayu mengatakan penurunan harga saham Bukalapak yang terjadi di pasar saham domestik, merupakan mekanisme pasar.
"Transaksi saham Bukalapak di bursa saham setelah melakukan listing murni merupakan mekanisme pasar," katanya kepada Katadata.co.id.
Adapun, penurunan harga saham Bukalapak, bukan hanya terjadi pada perdagangan kali ini saja, melainkan sudah turun sejak beberapa hari sebelumnya. Dengan demikian, potensi pelemahan masih akan berlanjut jika harga saham Bukalapak tak secepatnya rebound.
Seperti diketahui, unicorn pertama yang melantai di bursa nasional ini menjual 25,76 miliar saham ke publik atau setara 25% dari total saham. Dengan harga penawaran Rp 850 per saham, Bukalapak mampu memperoleh dana segar hingga Rp 21,9 triliun.
Saat hari pertama perdagangan saham Bukalapak, Jumat (6/8), harga saham anak usaha PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) ini langsung melejit 24,71% menjadi menjadi Rp 1.060. Namun, pada hari perdananya, asing menjual dengan nilai bersih Rp 279,8 miliar.
Pada perdagangan hari kedua, Senin (9/8), harga saham Bukalapak ditutup menguat 4,72% menjadi Rp 1.110. Namun, penguatan itu terbatas dibandingkan awal perdagangan yang sempat naik 25% menjadi Rp 1.325. Investor asing lagi-lagi menjual dengan nilai bersih Rp 685,02 miliar.
Tampaknya, penguatan yang mulai terbatas menjadi sinyal penurunan harga saham Bukalapak pada hari-hari berikutnya. Pada Selasa (10/8), harga saham Bukalapak langsung anjlok dan ditutup turun 6,76% menjadi Rp 1.035. Kala itu, investor asing menjual saham perusahaan e-commerce ini dengan nilai bersih mencapai Rp 166,8 miliar.
Setelah perdagangan libur pada Rabu, 12 Agustus 2021, saham Bukalapak mengalami penurunan signifikan lagi sebesar 6,76% menjadi Rp 965 pada hari berikutnya. Kali ini, investor asing melakukan penjualan dengan nilai bersih bahkan mencapai Rp 880,67 miliar.
Pada penutupan perdagangan Jumat, 13 Agustus 2021, harga saham Bukalapak kembali ditutup turun. Kali ini terjadi penurunan sebesar 1,04% menjadi Rp 955 per saham. Hari ini, terlihat investor asing mulai kembali masuk ke saham ini dengan nilai beli bersih Rp 310 miliar di seluruh pasar.
Mengawali pekan keduanya di pasar modal sebelum libur merayakan ulang tahun Indonesia, Senin (16/8), harga saham Bukalapak turun hingga 6,81% menyentuh harga Rp 890 per saham atau mendekati harga IPO. Meski begitu, investor asing pada perdagangan hari tersebut melakukan pembelian dengan nilai bersih Rp 240,64 miliar di seluruh pasar.