PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) menargetkan laba bersih sepanjang tahun ini mampu tumbuh 15% dibandingkan tahun lalu Rp 934,01 miliar. Target peningkatan laba bersih tersebut sejalan dengan target pertumbuhan penjualan sebesar 10% dibandingkan tahun lalu Rp 3,33 triliun.
"Untuk hadapi situasi yang dinamis, manajemen dan tim bergerak lebih cepat dan disiplin dalam mengeksekusi strategi kami," kata Direktur Keuangan Sido Muncul Leonard dalam paparan publik secara virtual, Kamis (9/9).
Ia menjelaskan, sejumlah strategi sudah dijalani oleh produsen Tolak Angin ini dan terus ditingkatkan. Strategi pertama adalah akselerasi pasar domestik. Menurut dia, permintaan pasar domestik untuk produk herbal dan suplemen mengalami lonjakan signifikan seiring gelombang kedua Covid-19 di Indonesia pada Juni lalu.
"Kami coba tangkap kesempatan ini dengan menyediakan berbagai produk kesehatan dan suplemen," kata Leonard.
Leonard mengatakan Sido Muncul akan mengeluarkan 4 produk baru pada semester II 2021. Sementara pada paruh pertama tahun ini, perusahaan sudah meluncurkan 9 produk baru. Kontribusi pada produk-produk baru ini diperkirakan mencapai 3% dari total penjualan.
Sido Muncul juga memperluas jaringan hingga mencapai 125 ribu toko, baik perdagangan besar, grosir, dan ritel. Hal ini dilakukan untuk memastikan ketersediaan dan akses pelanggan dalam memperoleh produk Sido Muncul
"Strategi kedua di penjualan ekspor, penjualan ekspor masih mempertahankan momentum pemulihan dengan Nigeria dan Malaysia sebagai kontributor utama," katanya.
Strategi ketiga yakni mengakselerasi penjualan produk secara online. Ia mengatakan, pertumbuhan penjualan melalui dunia maya naik 11 kali lipat secara tahunan pada semester I 2021. Manajemen melihat semakin banyak konsumen Indonesia yang terbiasa berbelanja kebutuhan lewat online. Saat ini Sido Muncul sudah bekerja sama dengan lebih dari 20 e-commerce dan marketplace Indonesia.
Strategi keempat yang dijalankan oleh Sido Muncul adalah melakukan peningkatan bisnis untuk mendukung keberlangsungan dan keberlanjutan usaha. Ini dilakukan dengan investasi pada energi terbarukan, atau memasang panel surya di area pabrik.
"Kami juga membangun green house yang akan digunakan untuk pengembangan bibit-bibit unggul tanaman herbal dan fasilitas bioetanol untuk keperluan pemakaian produksi kami sendiri," katanya.
Ia menjelaskan, target kinerja Sido Muncul tersebut juga sejalan dengan adanya pandemi Covid-19 yang mengubah gaya hidup masyarakat menjadi lebih sadar akan kesehatan. Hal ini membawa katalis positif bagi Sido Muncul sebagai produsen produk kesehatan.
Selain itu, menurut dia, Sido Muncul sudah berhasil melewati tahun 2020 yang sebenarnya lebih menantang karena menjadi tahun pertama pandemi Covid-19 dibandingkan tahun ini. Manajemen lebih optimis karena sudah berpengalaman.
Pada saat pandemi Covid-19 melanda tahun lalu, penjualan Sido Muncul mampu tumbuh 8,74% secara tahunan menjadi Rp 3,33 triliun dari Rp 3,06 triliun. "Pada 2021 tahun kedua kita pandemi, ini justru menjadi lebih baik pertumbuhannya di atas 20%," katanya.
Leonard menilai, produk-produk Sido Muncul yang merupakan produk kesehatan sangat tinggi permintaannya. Apalagi untuk produk-produk herbal yang memiliki pelanggan loyal sehingga permintaan akan stabil, membuat bisnis Sido Muncul tangguh.