Tahun 2021 hanya tersisa sekitar satu bulan. Menjelang periode ini, terdapat 12 perusahaan yang telah melakukan penawaran awal dalam proses initial public offering (IPO) dan bersiap mencatatkan sahamnya di pasar modal sampai akhir tahun ini.
Beberapa di antaranya adalah, PT Jaya Swarasa Agung dan PT Widodo Makmur Perkasa yang dijadwalkan mencatatkan saham perdananya (listing) di bursa saham pada 25 - 26 November 2021. Namun, kemungkinan mundur dalam beberapa waktu ke depan.
Kemudian, produsen susu PT Cisarua Mountain Dairy dan produsen cat PT Avia Avian berencana melantai di bursa pada 6 dan 7 Desember 2021. Menyusul kemudian anak usaha pelat merah, PT Adhi Commuter Properti.
Sisanya, PT Wira Global Solusi, PT Bintang Samudera Mandiri Lines, PT Wahana Inti Makmur, PT RMK Energy Tbk, PT Indo Pureco Pratama, PT Dharma Polimetal, dan PT OBM Drilchem berencana mencatatkan saham perdananya pada awal hingga pertengahan Desember.
Kepala Divisi Riset Universal Broker Indonesia Satrio Utomo memperkirakan, investor masih akan menyerap saham perdana sejumlah emiten baru, meski sudah ada beberapa perusahaan yang menerbitkan instrumen bernilai jumbo dalam beberapa waktu terakhir.
Menurut dia, minat investor ritel terhadap instrumen saham baru masih cukup besar, meski tetap dalam tingkat kehati-hatian yang lebih tinggi dibanding sebelumnya.
"Investor akan lebih berhati-hati, 'ngantri'-nya tidak dalam jumlah terlalu besar. Sebenarnya, harapan mereka juga sudah tidak setinggi kemarin, (tapi) permintaan dari (investor) ritel akan tetap besar," kata Satrio kepada Katadata, Kamis (25/11).
Dalam hal ini, Satrio menyarankan agar investor untuk mencermati perbandingan antara valuasi enterprise value (EV) dengan pendapatan sebelum bunga, pajak, penyusutan, dan amortisasi (EBITDA) atau EV/EBITDA. Rasio ini dapat menggambarkan tinggi atau rendahnya sebuah harga saham.
Selain itu, perlu pula diamati rasio laba terhadap harga saham atau price to earning (PE) masing-masing emiten yang akan melakukan IPO. PE merupakan rasio yang digunakan untuk menilai tinggi atau rendahnya harga sebuah saham berdasarkan kemampuan emiten menghasilkan laba bersih. Satrio merekomendasikan agar investor memilih emiten dengan PE yang rendah.
Menurut dia, emiten berpotensi menjual saham ke publik dengan harga tertinggi untuk mencari dana segar. Alhasil, PE yang dimiliki emiten itu akan lebih tinggi dari kinerja perusahaan, sehingga potensi pertumbuhan akan tertahan.
"Harga saham emiten itu sudah mencapai puncaknya dan secara teori akan perlahan mengalami pelemahan," katanya.
Sementara itu, emiten yang baru IPO dengan PE rendah memiliki potensi pertumbuhan harga saham yang lebih besar.
Satrio menghitung PE emiten yang baru saja IPO berada di rentang 25-35 kali. Ke depan, dirinya akan mengejar emiten yang menawarkan sahamnya dengan PE di bawah angka itu.
Associate Director of Research and Investment PT Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus mengatakan, faktor fundamental menjadi pendorong utama pertumbuhan harga saham emiten yang melantai di bursa saham. Hal ini mencakup performa keuangan, nilai ekuitas, dan kemampuan menghasilkan laba akan.
"Satu hal yang pasti, kita tidak bisa menjamin 100% saham akan naik atau turun. Biarlah pasar yang akan menentukan," ucapnya.
Berikut daftar calon emiten yang akan listing pada akhir 2021:
PT Jaya Swarasa Agung
Perusahaan bergerak di bidang industri makanan ringan masa penawaran umum 19 - 23 November dan diperkirakan melakukan pencatatan pada 25 November. Jaya warasa menawarkan saham pada kisaran Rp 336 - Rp 360 per saham.
PT Widodo Makmur Perkasa
Perusahaan menetapkan harga penawaran awal saham pada kisaran Rp 160 - Rp 220. Calon emiten perdagangan besar dan peternakan sapi ini diperkirakan listing pada 26 November 2021.
PT Cisarua Mountain Dairy
Calon emiten bidang usaha produk susu menetapkan harga penawaran umum saham pada level Rp 3.080 dari rentang harga penawaran awal Rp 2.780 - Rp 3.160. Pencatatan saham dijadwalkan berlangsung pada 6 Desember 2021.
PT Avia Avian
Produsen cat merek Avian menawarkan saham dengan kisaran harga Rp 780 - Rp 930 per saham. Perusahaan dijadwalkan listing pada 7 Desember 2021.
PT Wira Global Solusi
Korporasi di bidang usaha perdagangan teknologi informasi menawarkan saham pada kisaran Rp 125 - Rp 140. Masa penawaran umum berlangsung pada 29 November - 3 Desember, dan diperkirakan mencatatkan saham pada 7 Desember 2021.
PT RMK Energy
Perusahaan menawarkan saham dengan kisaran harga Rp 160 - Rp 230 per saham. Perusahaan energi dan infrastruktur ini dijadwalkan listing pada 7 Desember 2021.
PT OBM Drilchem
Perusahaan menetapkan harga penawaran awal saham pada level Rp 150 - Rp 180 per saham. Perusahaan bahan material dasar itu diperkirakan tercatat sahamnya di pasar modal pada 8 Desember 2021.
PT Indo Pureco Pratama
Calon emiten menawarkan saham dengan kisaran harga Rp 100 - Rp 110. Perusahaan produksi dan perdagangan minyak kelapa ini dijadwalkan listing pada 9 Desember 2021.
PT Wahana Inti Makmur
Perusahaan bidang produsen dan pemasok beras, menawarkan saham dengan kisaran harga Rp 140 - Rp 160 per saham. Pencatatan saham dijadwalkan berlangsung pada 9 Desember 2021.
PT Adhi Commuter Properti
Anak usaha PT Adhi Karya (Persero) Tbk ini menetapkan harga penawaran awal saham pada kisaran Rp 130 - Rp 200. Saham perusahaan perhotelan dan real estate ini diperkirakan tercatat di pasar modal pada 10 Desember 2021.
PT Bintang Samudera Mandiri Lines
Calon emiten bidang transportasi dan logistik menawarkan harga saham pada kisaran Rp 100 - Rp 150. Pencatatan saham dijadwalkan berlangsung pada 14 Desember 2021.
PT Dharma Polimetal
Perusahaan menawarkan saham dengan kisaran harga Rp 500 - Rp 620 per saham. Perusahaan manufaktur komponen kendaraan bermotor ini dijadwalkan melakukan pencatatan saham pada 17 Desember 2021.