Perusahaan distributor baut dan mur, PT Mitra Angkasa Sejahtera (MAS) mengumumkan niatnya untuk melakukan penawaran umum perdana saham. Tambahan modal dari hasil initial public offering (IPO) akan digunakan untuk memperluas jaringan pemasaran.
Direktur Utama MAS Simon Hendiawan mengatakan, hal itu dilakukan demi meningkatkan kinerja dan mendongkrak daya saing perusahaan. Sayangnya, Simon belum merinci porsi saham yang akan ditawarkan ke publik, ttarget penghimpunan dana maupun waktu pelaksanaan IPO tersebut.
Berdasarkan laporan keuangan, perusahaan telah mencatatkan pertumbuhan penjualan lebih dari 11% sampai Oktober 2021. Salah satu pendorong pertumbuhan omzet adalah kenaikan permintaan mur dan baut di dalam negeri.
"Permintaan lebih tinggi dari pasokan, Itu berarti potensi bisnisnya bagus sekali. Kami saja sampai saat ini kewalahan memenuhi permintaan pasar karena tingginya kebutuhan," kata Simon dalam keterangan resmi, Senin (29/11).
Menurut profil perusahaan, saat ini MAS memiliki 22 titik distribusi yang tersebar 22 kota. Pada 2025, perseroan menargetkan titik distribusi dapat tumbuh setidaknya 172% atau bertambah lebih dari 60 titik. MAS sejauh ini mendistribusikan 10 merek dagang dengan puluhan jenis mur dan baut.
Simon mengatakan, mur dan baur merupakan bahan baku bagi beberapa sektor industri, seperti industri properti, infrastruktur, hingg elektronika. Menurutnya, upaya program vaksinasi dan pemulihan ekonomi nasional (PEN) akan mendorong kinerja perseroan.
Oleh karena itu, Simon optimistis pihaknya dapat membukukan kinerja yang lebih baik setelah terdampak oleh pandemi Covid-19. Simon mengklaim pandemi telah memperlambat pertumbuhan penjualan perseroan menjadi 5% secara tahunan pada 2020.
Sebagai informasi, Bursa Efek Indonesia (BEI) kedatangan 38 perusahaan yang baru melakukan IPO hingga triwulan III 2021. Secara total, nilai IPO yang terkumpul dari emiten-emiten tersebut mencapai Rp 32,14 triliun
Sebagai perbandingan, dana IPO sepanjang 2020 hanya mencapai Rp 5,97 triliun, tahun pertama pandemi Covid-19. Hingga pada kuartal akhir 2021, tercatat 12 perusahaan yang telah dan bersiap mencatatkan sahamnya di pasar modal sampai akhir tahun ini.