IHSG Diramal Koreksi Lagi, Analis Sarankan Investasi Jangka Pendek

ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/wsj.
Pegawai melintas di dekat monitor pergerakan indeks harga saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (7/12/2021).
26/1/2022, 06.59 WIB

Tren koreksi indeks harga saham gabungan (IHSG) diperkirakan masih terus berlanjut. Analis memperkirakan hari ini, Rabu (26/1), indeks bergerak dalam tekanan di kisaran 6.502-6.711.

CEO PT Indosurya Bersinar Sekuritas William Surya mengatakan, rentang gerak IHSG saat ini terlihat masih akan berada dalam fase konsolidasi dengan potensi tekanan yang masih cukup besar.

Kondisi perlambatan perekonomian yang masih menjadi tantangan, serta fluktuatif harga komoditas dan nilai tukar rupiah belum akan memberikan pengaruh terhadap pola gerak IHSG.

"Namun, momentum tekanan masih dapat terus dimanfaatkan oleh investor baik jangka pendek, menengah maupun panjang untuk melakukan trading ataupun investasi jangka pendek," kata William dalam risetnya, dikutip Rabu (26/1).

Saham yang direkomendasikan William untuk dipantau investor hari ini, antara lain Bank Mandiri (BMRI), Bank Central Asia (BBCA), Indofood CBP Sukses Makmur (ICBP), Unilever Indonesia (UNVR), Astra International (ASII), dan Ciputra Development (CTRA).

Sementara itu, analis Binaartha Sekuritas Ivan Rosanova mengatakan bahwa secara teknikal IHSG berpeluang untuk rebound setelah mampu bertahan di atas support dari Fibonacci Retracement 85,4% di level 6.521. Namun, IHSG dapat melanjutkan skenario bearish apabila menembus support krusial di level 6.484.

Adapun, titik resistance IHSG hari ini diperkirakan ada di posisi 6.521, 6.484 and 6.465, sedangkan titik support ada di posisi 6.660, 6.600 and 6.575. "Hari ini, IHSG dapat menguat menuju resisten di level 6.601," kata Ivan.

Sebagai informasi, support merupakan area harga saham tertentu yang diyakini sebagai titik terendah pada satu waktu. Saat menyentuh support, harga umumnya akan kembali tumbuh karena peningkatan pembelian. Jika harga terus melemah, harga akan terus menurun untuk menemukan titik support baru.

Sebaliknya, resisten adalah tingkat harga saham tertentu yang dinilai sebagai titik tertinggi. Setelah saham menyentuh level ini, biasanya akan ada aksi jual cukup besar hingga laju pertumbuhan harga tertahan.

Ivan merekomendasikan hold atau take profit pada Bank Mandiri (BMRI), yang diperkirakan melanjutkan tren naik jangka pendek menuju target terdekat di 7.400, apabila tetap di atas level 7.150.

Kemudian, ia menyarankan untuk hold atau buy on weakness pada Bank Central Asia (BBCA), yang saat ini berada pada fase uptrend jangka pendek, dengan peluang untuk tetap menguat apabila harga masih di atas support 7.525.

Ia juga menyarankan hold atau buy on weakness pada Bank Tabungan Negara (BBTN). Ia menyebut, BBTN dapat melanjutkan fase koreksi menuju level Fibonacci Retracement 50% di 1.550, karena harga menembus ke bawah support sebelumnya di 1.630.

Selain itu, Ivan juga merekomendasikan hold atau trading buy pada Charoen Pokphand Indonesia (CPIN). CPIN dapat membentuk koreksi minor yang diperkirakan sebagai wave (iv), sebelum melanjutkan fase uptrendnya menuju target di level 6.600 dan 6.750.

Reporter: Cahya Puteri Abdi Rabbi