Perusahaan teknologi, PT Goto Gojek Tokopedia Tbk atau Goto berencana melakukan pencatatan saham ganda di bursa efek luar negeri atau dual listing dengan jangka waktu dua tahun. Langkah ini setelah perseroan melangsungkan pencatatan saham perdana atau initial public offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada awal April nanti.
Rencananya, perusahaan akan mencatatkan saham di New York Stock Exchange (NYSE), National Association of Securities Dealers Automated Quotations (NASDAQ), Hong Kong Stock Exchange (HKSE), Singapore Stock Exchange (SGX) atau London Stock Exchange (LSE).
"Namun demikian, hal ini tunduk pada kondisi pasar dan persetujuan dari otoritas yang berwenang di yurisdiksi bursa efek di mana emiten akan tercatat," ungkap manajemen GoTo, dalam prospektusnya, dikutip Senin (15/3).
Berdasarkan prospektus awal yang dipublikasikan manajemen GoTo, terkait dual listing tersebut, sesuai dengan peraturan Pasal 32 POJK No.222021, dual listing baru dilakukan oleh emiten dua tahun setelah tanggal pencatatan.
Nantinya, GoTo berencana untuk menerbitkan saham baru dalam rangka penambahan modal tanpa memberikan HMETD sebanyak-banyaknya 10% dari jumlah saham yang telah ditempatkan dan disetor penuh atau modal disetor.
"Nilai itu setara dengan penambahan modal atau sebanyak-banyaknya 119.574.887.400 Saham Seri A, dengan risiko dilusi yang terkait, untuk ditawarkan dan dicatatkan di bursa efek yurisdiksi lain," urai GoTo.
Adpun, tujuan dari penawaran Internasional itu diharapkan akan membantu emiten untuk mengakses basis investor yang lebih luas.
Rencana penerbitan saham baru sehubungan dengan penawaran internasional telah disetujui oleh pemegang saham pada tanggal 15 Desember 2021, sehingga tidak ada lagi persetujuan yang dibutuhkan untuk penawaran Internasional tersebut, selain persetujuan dari otoritas berwenang di yurisdiksi terkait.
Perusahaan hasil merger Gojek dan Tokopedia ini berencana untuk melakukan penawaran internasional pada akhir tahun 2023, namun realisasi periode penawaran Internasional tersebut akan bergantung pada kondisi pasar, kesiapan, dan faktor lain yang dapat mempengaruhi dual listing tersebut.
Sebagai informasi, GoTo berencana melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada awal April mendatang dengan melepas sebanyak-banyaknya 52 miliar lembar saham baru dengan nilai nominal Rp 1 per saham.
Jumlah saham yang akan dilepas calon emiten di sektor tekonologi itu setara 4,35 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh dengan rentang harga penawaran umum perdana saham di kisaran Rp316 hingga Rp346 per lembar saham. Sehingga, dari IPO tersebut, GoTo akan meraih dana senilai Rp16,43 triliun hingga Rp17,99 triliun. Nilai ini berpotensi menjadi penghimpunan dana IPO terbesar di BEI setelah IPO PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) pada Agustus tahun lalu dengan raihan dana Rp 21,9 triliun.
GoTo menunjuk PT Indo Premier Sekuritas, PT Mandiri Sekuritas, dan PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk sebagai penjamin pelaksana emisi efek.
Bersamaan dengan IPO, perseroan bersama penjamin emisi efek berencana untuk menerapkan stabilisasi harga dengan menerapkan opsi penjatahan lebih sampai dengan 7,8 miliar saham Seri A dari saham treasuri emiten pada harga penawaran.