Sejumlah investor dari korporasi besar turut berada di balik rencana penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) perusahaan teknologi PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO).
Berdasarkan prospektus awal yang dipublikasikan perusahaan, pemegang saham perusahaan hasil merger Tokopedia dengan Gojek tersebut terbagi menjadi dua kategori, yakni pemegang saham dengan hak suara multipel (SDHSM) dan pemegang saham non SDHSM.
Di pemegang saham SDHSM terdapat lima nama dan memiliki hak suara multipel untuk setiap saham atau Saham Seri B. Persentase kepemilikan sahamnya mencapai 5,28% tapi memiliki hak suara sebesar 54,39%. Berdasarkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK), rasio hak suara untuk saham Seri B adalah sebesar 30 hak suara.
Kelimanya adalah CEO GoTo, Andre Soelistyo dengan kepemilikan saham 0,24% dengan hak suara 7,25% untuk saham Seri A dan B. Selanjutnya, Direktur GoTo, Kevin Bryan Aluwi menggenggam kepemilikan saham 0,66% saham seri A dan B dengan dan hak suara keduanya sebesar 3,67%.
CEO Tokopedia, William Tanuwijaya tercatat memiliki 1,54% saham baik Seri A dan B dengan hak suara keduanya sebesar 13,65%. Direktur GoTo, Melissa Siska Juminto menggengam 0,37% saham seri A dan B dengan hak suara 1,29%. Sedangkan, PT Saham Anak Bangsa tercatat memiliki 1,97% saham seri B dengan hak suara 28,52%.
Selain direksi dan co-founder perusahaan, pemegang saham non-SDHSM GoTo terdiri dari sejumlah investor kakap. Pemegang saham non SDHSM tercatat menguasai sebanyak 94,54% saham GoTo dengan hak suara sebesar 45,61%.
Misalnya saja, Presiden Direktur PT Adaro Energy Tbk (ADRO), Garibaldi Thohir. Pria yang akrab disapa Boy Thohir ini juga didaulat menjadi Komisaris Utama GoTo. Boy tercatat memiliki 0,08% saham dengan hak suara sebesar 0,04%.
Selanjutnya, Goto Peopleverse Fund tercatat memiliki 7,84% saham dengan hak suara sebesar 3,78%. Lalu, SVF GT Subco (Singapore) Pte Ltd yang memiliki 758% saham perseroan dengan hak suara 3,65%.
Kemudian, Taobao China Holding Limited, perusahaan yang sahamnya masih dimiliki Grup Alibaba menguasai sebanyak 7,68% saham GoTo dengan hak suara 3,70%.
Selanjutnya, pemegang saham lain-lain dengan kepemilikan kurang dari lima persen, tercatat memiliki 54,65% saham dengan hak suara 26,36%. Pemegang saham publik melalui penawaran umum perdana saham sebesar 4,38% saham atau setara 2,11% hak suara. Sisanya melalui program kepemiikan saham sebanya 12,36% saham dengan hak suara sebesar 5,96%.
GoTo berencana melantai di Bursa Efek Indonesia pada awal April mendatang dengan melepas sebanyak-banyaknya 52 miliar lembar saham baru dengan nilai nominal Rp 1 per saham.
Jumlah saham yang akan dilepas calon emiten di sektor tekonologi itu setara 4,35 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh dengan rentang harga penawaran umum perdana saham di kisaran Rp316 hingga Rp346 per lembar saham. Sehingga, dari IPO tersebut, GoTo akan meraih dana senilai Rp16,43 triliun hingga Rp17,99 triliun.
Raihan dana IPO ini berpotensi menjadi yang terbesar kedua di pasar modal Tanah Air setelah PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) yang berhasil meraih dana sebesar Rp 21,9 triliun pada Agustus tahun lalu.
GoTo menunjuk PT Indo Premier Sekuritas, PT Mandiri Sekuritas, dan PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk sebagai penjamin pelaksana emisi efek.
Rencananya, perseroan akan menggunakan dana hasil IPO GoTo untuk pengembangan bisnis di beberapa entitas perusahaan. Antara lain dengan mengalokasikan 30% perolehan dana IPO untuk keperluan perusahaan, 30% untuk Tokopedia, sedangkan 25% akan dialokasikan ke PT Dompet Anak Bangsa yang mengelola bisnis pembayaran, GoPay.
Adapun sisa dana IPO, yakni 15% akan dibagi rata ke PT Multifinance Anak Bangsa (MAB) sebagai bagian dari GoFinance, Velox Digital Singapore yang merupakan Gojek Singapura, dan juga Go Viet yaitu Gojek Vietnam.