Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 0,59% di level 7.053,190 pada akhir perdagangan 30 Maret. IHSG hari ini (31/3) diramal menguat dan bergerak di level 6.931 - 7.067.
CEO PT Indosurya Bersinar Sekuritas William Surya Wijaya mengatakan, perkembangan pergerakan IHSG menunjukkan pola penguatan terbatas dan memiliki potensi berada dalam rentang pergerakan positif.
Ia menyebut, saat ini pergerakan IHSG ditunjang oleh arus modal masuk (capital inflow ) yang telah masuk ke pasar modal Indonesia secara masif, yang tentunya masih akan menjadi salah satu faktor yang menarik bagi investor untuk terus berinvestasi.
"Namun, jelang hari terakhir di kuartal pertama tahun 2022 di mana terdapat pula peluang terjadinya koreksi wajar. Hal tersebut tentunya masih dapat dimanfaatkan oleh investor untuk melakukan akumulasi pembelian," kata William dalam risetnya, dikutip Kamis (31/3).
Ia merekomendasikan investor untuk memantau saham PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM), PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE), PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR), PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI), dan PT Astra Internasional Tbk (ASII).
Sementara itu, Analis Binaartha Sekuritas Ivan Rosanova mengatakan, IHSG akan melanjutkan momen tren naik menuju 7.114 sebagai target berikutnya, apabila mampu ditutup di atas 7.073 hari ini. Ia memperkirakan adanya potensi penurunan, jika IHSG melemah di bawah support minor 7.008.
Adapun, titik resistance IHSG hari ini diperkirakan ada di posisi 7.073, 7.114 dan 7.215, sedangkan titik support ada di posisi 6.978, 6.926 dan 6.895.
Support merupakan area harga saham tertentu yang diyakini sebagai titik terendah pada satu waktu. Saat menyentuh support, harga umumnya akan kembali tumbuh karena peningkatan pembelian. Jika harga terus melemah, harga akan terus menurun untuk menemukan titik support baru.
Sedangkan, resistance adalah tingkat harga saham tertentu yang dinilai sebagai titik tertinggi. Setelah saham menyentuh level ini, biasanya akan ada aksi jual cukup besar hingga laju pertumbuhan harga tertahan.
Ivan menyarankan untuk hold atau trading sell pada PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) di rentang harga 7.900 - 8.000. BBCA diperkirakan akan mengakhiri fase uptrend-nya, mengacu pada chart mingguan karena indikator MACD menunjukkan sinyal death cross.
Kemudian, ia juga menyarankan untuk hold atau buy on weakness pada PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) di rentang harga 8.100-8.200. BBNI diperkirakan akan melanjutkan tren naik jangka panjangnya selama harga tidak menembus support di 7.950.
Ia juga merekomendasikan hold atau buy on weakness pada saham PT Barito Pacific Tbk (BRPT) di rentang harga 850-870, dan PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) di rentang harga 5.550-5.700.
Terakhir, Ivan merekomendasikan hold atau trading buy pada PT Vale Indonesia (INCO) di rentang harga 6.600-6.700. INCO berkonsolidasi di bawah resisten 7.100 dan akan melanjutkan fase tren naik selama tidak turun ke bawah 6.525.