PT Darma Henwa Tbk (DEWA) berencana melakukan penambahan modal dengan memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau rights issue.
Perusahaan yang bergerak di sektor kontraktor dan pertambangan Grup Bakrie ini akan menerbitkan sebanyak-banyaknya 22 miliar saham seri B baru dengan nilai nominal Rp 50 per saham. Adapun harga pelaksanaan rights issue ini ditetapkan sebesar Rp 50 per lembar saham. Dengan harga pelaksanaan tersebut, perseroan diestimasikan akan meraup dana sebesar Rp 1,1 triliun.
Dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), perseroan akan meminta persetujuan pelaksanaan rights issue ini saat Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang digelar pada 13 Mei 2022 mendatang.
Adapun, perseroan bermaksud untuk melaksanakan dan menyelesaikan aksi korporasi ini dalam jangka waktu yang dianggap tepat dan wajar, namun tidak lebih dari 12 bulan sejak tanggal disetujuinya rights issue dalam RUPSLB. Penerbitan HMETD akan dilaksanakan sesuai dengan pernyataan efektif rights issue ini oleh OJK dan peraturan perundangan yang berlaku.
Manajemen DEWA mengatakan bahwa, seluruh dana hasil rights issue setelah dikurangi dengan seluruh biaya, ongkos, dan pengeluaran lainnya yang terkait dengan PMHMETD, akan digunakan untuk pembayaran kewajiban keuangan dan modal kerja untuk kegiatan operasional.
"Manajemen perseroan berhak untuk melakukan penyesuaian terhadap penggunaan dana, dengan mempertimbangkan keadaan dan faktor-faktor lain yang dianggap layak," demikian tertulis dalam prospektus, dikutip Selasa (5/4).
Perseroan berkeyakinan bahwa rencana rights issue ini dapat berdampak positif terhadap kinerja keuangan, memperkuat kinerja operasional dan struktur permodalan perseroan.
Selain itu, penambahan modal juga dapat memperbaiki rasio total liabilitas terhadap total ekuitas dengan pembayaran kewajiban keuangan, yang pada akhirnya akan berdampak positif pada perolehan laba perseroan. Selain itu, rights issue tersebut diharapkan dapat meningkatkan imbal hasil nilai investasi bagi seluruh pemegang saham DEWA.
Sementara itu, bagi pemegang saham yang tidak melaksanakan haknya untuk melakukan pembelian saham baru, persentase kepemilikan saham di perseroan akan terdilusi sebanyak-banyaknya 50,17% setelah dilaksanakannya rights issue.
Dalam paparan publik perseroan yang diselenggarakan November lalu, manajemen DEWA menjelaskan, tahun ini perseroan akan berupaya untuk meningkatkan produksi, baik overburden maupun batu bara dengan menggunakan peralatan yang dimiliki perseroan dan akan meningkatkan kapasitas melalui rental alat.
Perseroan juga akan mencari proyek baru, tidak hanya di Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan. Perseroan akan berusaha mendapatkan proyek dari perusahaan non-affiliated, atau dari pihak ketiga. Tahun ini, perseroan juga akan memfokuskan belanja modal untuk pembelian major component yang akan digunakan sebagai capital spare.
Pada perdagangan Senin ini, harga saham DEWA terpantau bergerak melemah 1,85% ke level Rp 53 per saham dengan nilai kapitalisasi pasar Rp 1,16 triliun. Sejak awal tahun, saham perusahaan tercatat naik 6%.