PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), berencana menerbitkan obligasi berwawasan lingkungan (green bond) dengan emisi senilai Rp 5 triliun.

Obligasi hijau tersebut akan diterbitkan dalam tiga seri. Namun, BNI belum menetapkan nilai emisi masing-masing seri termasuk besaran bunga kupon yang ditawarkan.  Surat utang tersebut sudah mendapat peringkat Triple A (idAAA) dari PT Pemeringkat Indonesia (Pefindo).

Perseroan menunjuk PT BNI Sekuritas, PT BCA  Sekuritas, PT BRI Danareksa Sekuritas, PT CIMB Niaga Sekuritas, PT Mandiri Sekuritas dan PT Maybank Sekuritas Indonesia sebagai penjamin pelaksana emisi efek. Adapun, PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) bertindak sebagai wali amanat.

Sekretaris Perusahaan BNI, Mucharom mengungkapkan, dana hasil penerbitan green bond tersebut seluruhnya akan digunakan perseroan untuk pembiayaan maupun pembiayaan kembali proyek-proyek dalam kategori Kegiatan Usaha Berwawasan Lingkungan (KUBL), yaitu proyek-proyek yang berkaitan dengan energi terbarukan, efisiensi energi, pengolahan sampah menjadi energi dan manajemen limbah.

Selanjutnya, penggunaan sumber daya alam dan penggunaan tanah yang berkelanjutan, konservasi keanekaragaman hayati darat dan air, transportasi ramah lingkungan, pengelolaan air dan air limbah yang berkelanjutan, adaptasi perubahan iklim, gedung berwawasan lingkungan, dan pertanian berkelanjutan yang mencau pada Peraturan OJK No. 60/POJK.04/2017 tentang Penerbitan dan Persyaratan Efek Bersifat Utang Berwawasan Lingkungan (Green Bond).

Masa penawaran awal (bookbuilding) obligasi hijau BNI akan berlangsung pada 11-25 Mei 2022. Kemudian, perkiraan tanggal efektif dari OJK dijadwalkan pada 10 Juni 2022.

Masa penawaran umum akan berlangsung pada 14 sampai dengan 16 Juni 2022. Tanggal penjatahan pada 17 Juni 2022. Sementara itu, pencatatan efek di Bursa Efek Indonesia dijadwalkan pada 22 Juni 2022 mendatang.

Sampai dengan periode kuartal pertama tahun ini, BNI tercatat membukukan laba bersih Rp 3,96 triliun pada kuartal I 2022, atau melonjak 63,2% dibanding raihan laba bersih periode yang sama tahun lalu Rp 2,42 triliun.

Total baki kredit yang disalurkan sepanjang kuartal pertama 2022 tumbuh 5,8% menjadi Rp 591,68 triliun dari posisi kuartal pertama 2021 Rp 559,33 triliun. Posisi ini sudah lebih tinggi dari kondisi sebelum pandemi Covid-19, tepatnya kuartal I 2020.